Senin, 08 Februari 2016

TANYA JAWAB KEILAHIAN ALAHA

Pak Gery, sebelum membahas lbh lanjut apakah saya bisa secara sederhana merangkum penjelasam Bapak sbb: 
TANYA:
1. Alaha/ Sesembahan Yang Maha Tinggi: sesuatu ato apalah itu tdk bisa dipahami untuk dibandingkan/analogikan dg apapun yg ada di semesta ini.

JAWAB:
Tepat! (Lihat, Yohanes 1:18; 1 Tim.6:16)

TANYA:
2. Hubungan Bapa,Anak dan RohKudus yg otonomi saling bergantung seperti roh,jiwa dan badan wadag manusia. Jadi bisakah sya simpulkan Bapa, Anak, RohKudus secara sdrian itu bukan Alaha tetapi ketika secara kesatuan itulah Alaha? Ketika saya menyebut Alaha itu artina menyebut ketiga2nya (Bapa, Anak dan Roh Kudus)? Hubungan Bapa,Anak dan RohKudus yg otonomi saling bergantung seperti roh,jiwa dan badan wadag manusia……..

JAWAB:
 A. Hampir benar! Hanya sedikit tambahan analogi Wadah, Jiwa dan Roh manusia kurang tepat sebab jika manusia mati roh dan tubuh terpisah; roh-jiwa adalah kesatuan abadi yang dalam bahasa Mistik Nasrani disebut “Kesadaran.” Jadi bagi kami yang tepat adalah “PIKIRAN, AKAL, dan HIDUP ini analogi sejak zaman purba. Itu sudah pasti jika ada PIKIRAN pasti punya AKAL supaya pikiran bisa berpikir dan ada harus ada HIDUP. Ini ilustrasi paling tepat kesatuan tak terpisahkan selamanya.

B. Makna kata “OTONOMI” yang dimaksud seperti kondisi otonomi AKAL dalam PIKIRAN serta HIDUP, inilah yang disebut “ECHAD” (Compound Unity = Kesatuan Tunggal) dalam “Shema Israel Mar-Yah Alaha kita Mar-Yah adalah Ekhad.” (Ulangan 6:4).

TANYA:
Jadi bisakah saya simpulkan Bapa, Anak, RohKudus secara sedirian itu bukan Alaha tetapi ketika secara kesatuan itulah Alaha?

JAWAB:
 Tepat sekali. Ini berakar dari kata “ECHAD” itu sendiri yang menjelaskan Kesatuan Ilahi Tunggal seperti dalam analogi: PIKIRAN, AKAL, dan HIDUP seperti kita sebutkan di atas. PIKIRAN: Alaha sang Bapa yang mengkonsep segala sesuatu … AKAL: Alaha sang Anak yang merealisasikan segala sesuatu yang dikonsep sang PIKIRAN yang sekaligus melaksanakannya dalam wujud nyata. Dimanifestasikan sesuai apa yang dikonsep oleh Pikiran melalui Akal. HIDUP: Alaha sang Roh Kudus (bahasa Ibrani “Ruakh ha-Kodesh” atau Aramaik “Rukha d’Kudsha” dalam jenis kelamin tata bahasa adalah jenis femina sehingga kita bisa katakana sebagai analogi Alaha sang Bunda.

Sang Bunda adalah sisi welas asih Alaha yang menginfuskan semua Kehidupan bagi Alaha sendiri dan alam tercipta. Tanpa adanya sang Bunda Ilahi tidak ada yang bisa dijadikan sebab tidak aka nada Kehidupan bagi Alaha itu sendiri dan semua yang hidup tercipta dan tidak ada energy yang menghidupkan dalam alam semesta raya. Tiga Alahota ini disebut Echad yang memiliki 3 Qnumeh: 1 Kyana 3 Qnumeh. Artinya 1 Blue Print Keilahian 3 Kodrat yang berbeda tetapi TUNGGAL. Sehingga dalam teologi Nasrani selalu berbicara ECHAD secara metode Ontologi dahulu barulah dijelaskan BAGAIMANA EHAD itu dalam metode Epistemologi? Jadi kami tidak akan pernah mengatakan sudut pandang TRINITAS atau TRITUNGGAL sebab tidak ada disebutkan dalam Alkitab, Tradisi dan Wahyu, kecuali EKHADISME. TANYA: Ketika saya menyebut Alaha itu artina menyebut ketiga2nya (Bapa, Anak dan RohKudus)? JAWAB: Saat kita menyebut ALAHA adalah: sang Bapa, sang Anak, dan Roh Kudus. 

TIGA QNUMEH EHAD ini TIDAK TERCIPTA, sehingga kita tujukan “Doa hanya ditujukan kepada Alaha saja” (Shahadat Ani Ma’amin butir 5). Namun, Alaha ini TAK TERHAMPIRI sekalipun dalam bentuk doa kita akan hangus ditengah jalan, seperti pesawat masuk kedalam matahari. (Ibrani 12:29; 1 Timotius 6:16). Tidak ada satupun segala yang tercipta bisa menghampiri Alaha sekalipun pikiran kita atau doa-doa kita semuanya tidak sampai sama sekali. Oleh karena itu, harus ada MEDIATOR agar segalanya sampai kepada Alaha melalui PERWAKILAN. 

Contoh, mengapa bumi kita tidak terbakar oleh matahari? Oleh sebab ada lapisan-lapisan di atmosfir bumi yang memfilter segala sinar matahari ke bumi dan ada beberapa lapisan atmosfir seperti ionofer, stratosfer, dll. Itulah sebabnya Alaha menciptakan GAMBAR ALAHA sebagai Ciptaan SULUNG dari segala sesuatu … 1:15 Ia [Yeshua] adalah gambar Alaha yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan, 1:16 karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. 1:17 Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia. 1:18 Ialah kepala tubuh, yaitu jemaat. Ialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia yang lebih utama dalam segala sesuatu. 1:19 Karena seluruh kepenuhan Alaha berkenan diam di dalam Dia, 1:20 dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Mshikha. – Igeret Kolose 1:15-20 

TANYA:
Apa Gambar Alaha? 

JAWAB
Rancang Bangun (Blue Print) atau seringkali disebut “IDE” (gagasan). Seorang arsitek harus punya “ide” dahulu kemudian memikirkan “rancang bangun” lanjutan dari ide yang ada dalam Akal di dalam Pikirannya. Dalam bahasa teologi budaya Yunani disebut “LOGOS” berbeda dengan MILTHA dalam bahasa Aramaik. Ide dan Rancang Bangun ini dirancang atau dikonsep oleh PIKIRAN (Alaha sang Bapa)melalui AKAL (sang Anak), sehingga proses karya cipta itu semuanya harus dipolakan terlebih dahulu dalam Akal sehingga POLA ini disebut SULUNG karena menjadi landasan sesgala sesuatu dan dalam Pola itulah diciptakan segala sesuatu. Pola ini ada dalam Akal yang juga didalam Pikiran itu sendiri. Tetapi “Pola” ini bukan Alaha sang Anak atau Alaha sang Bapa melainkan “Ciptaan” Alaha yang disebut oleh Rav Shaul sebagai “GAMBAR ALAHA” (Lihat, 1:15 Ia [Yeshua] adalah gambar Alaha yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan), Ia yang dimaksud adalah Gambar Alaha yang merujuk kepada POLA yang ada dalam sang Anak sehingga disapa sebagai SULUNG (Aramaik: “Ilmashalwah”), sehingga Gambar Alaha ini disebut ciptaan yang sulung barulah menyusul berikutnya baik yang kelihatan dan tak kelihatan (Kejadian 1:1). 

Jadi dalam kaitan dengan manusia Gambar Alaha itu adalah yang Sulung sebagai saudara tertua kita semua dan kita saudara-saudarinya: Roma 8:29 Sebab semua orang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara. Dalam Roma 8:29 lebih jauh pikiran mistis Rav Shaul lebih mendalam menelisik masuk ke seberang akal budi manusia, masuk tataran metafisik Keilahian. Gambar Alaha diciptakan dalam AKAL (Anak Alaha) sekaligus adalah karya Penjelmaan sang Anak menjadi Gambar Alaha itu sendiri sebelum adanya Ruang dan Waktu. Di sini Alaha sang Anak sudah mengsoongkan diri-Nya menjadi Gambar Alaha yang ciptakan-Nya itu, sehingga dalam bahasa kitab suci mengatakan sang Anak adalah Gambar Alaha dalam DUA KODRAT TERCIPTA DAN TIDAK TERCIPTA. Jadi PENJELMAAN sudah terjadi sebelum Alaha menciptakan Langit dan Bumi (Kejadian 1:1). 

Dengan demikian tepatlah dikatakan bahwa segala sesuatu diciptakan dalam, melalui oleh sang Anak … “Segala sesuatu ada melalui tanganNya; dan tanpa Dia, tidak ada sesuatu apapun yang ada.” (Yohanes 1:3 Peshitta) Kolose 1:16 karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu… Di mana Alaha sang bapa, Anak, dan Roh Kudus menciptakan? Jawab: Dalam WADAH TERCIPTA, yakni GAMBAR ALAHA. Di mana Gambar Alaha itu? Jawab: Dalam sang Anak (AKAL). Dengan demikian tepat perkatakan Kitab Bereshit - Peshitta JPS berkata, 1:26 [Dan Alaha berkata:’Marilah KITA menciptakan manusia dalam GAMBAR KITA, serupa dengan [gambar Kita]; …. Alaha menciptakan manusia serupa gambar Siapa? Jawab: Gambar-Nya yang sudah dipolakan sebelumnya, sebelum ada ruang dan waktu. [Baca kembali, 1:16 karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. 1:17 Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia]. Gambar Alaha ini ada di dalam sang Anak sekaligus sang Anak menjelma dalam Gambar Alaha itu sendiri. Jadi yang disebut TEOFANI (berbagai penjelmaan sang Anak: dalam bentuk Malakh YHWH, bentuk Suara di taman Eden, Tiang Awan – Tiang Api, Guntur dan Api di gunung Sinai, Api menyala di semak belukar Midian, berupa manusia, Imam Melkisedek, dll., terakhir terlahir menjadi Anak Manusia diberi nama Yeshua] bukan pertama terjadi di bumi, tetapi sebelum ada Ruang dan Waktu. 

Itulah sebabnya penulis Surat Ibrani mengatakan: 1:1 Setelah pada zaman PURBAKALA Alaha berulang kali dan dalam PELBAGAI CARA berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, 1:2 maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Alaha telah menjadikan alam semesta. 1:3 Ia adalah cahaya kemuliaan Alaha dan GAMBAR WUJUD ALAHA dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi, 1:4 jauh lebih tinggi dari pada malaikat-malaikat, sama seperti nama yang dikaruniakan kepada-Nya jauh lebih indah dari pada nama mereka. – Ibrani 1:1-4 Oleh karena itu PERISTIWA PENGOSONGAN DIRI ALAHA SUDAH TERJADI SEBELUM PENJELMAAN DI BUMI (FILIPI 2:7)sehingga ketika Yeshua berkata: … Aku di dalam MEREKA dan Engkau (sang Bapa) di dalam Aku… (Yohanes 17:23); harus dipahami ‘pemanunggalan Khalik dan Manusia” tidak mungkin terjadi sebab berbeda kodrat antara MINYAK dan AIR. Yeshua berkata “…ENGKAU [sang Bapa] di dalam AKU” adalah pemanunggalan antara MINYAK dan MINYAK menjadi satu.

TANYA:
Lalu bagaimana kita manunggal dengan sang Anak?

JAWAB:
Kita manunggal dalam Gambar Alaha yang adalah penjelmaan sang Anak itu sendiri sebab Keilahian-Nya telah difilter/dikosongkan sehingga kita bisa manunggal dalam Gambar Alaha ini. Inilah yang dimaksudkan Pemanunggalan dalam konsep Alkitab seperti istilah bahasa Jawa: “Manunggaling kawula Gusti,” adalah konsep agama Kejawen. Arti harafiahnya adalah "bersatunya abdi dengan Tuan – atau bersatunya Manusia dengan Tuhan." 

Pemahaman ini sudah dilakukan oleh Yeshua Mshikha sendiri: GAMBAR ALAHA – SANG ANAK sebelum ada Ruang dan Waktu dan MANUSIA – ALAHA setelah menjelma di bumi. Penjelmaan Gambar Alaha untuk menjembatani segala mahluk rohaniah sorgawi dan Penjelmaan Manusia – Alaha = Yeshua Mshikha untuk menjembatani antara Alaha dan Manusia sebab Alaha menciptakan Langit (Ibrani: Shamayim = lapisan-lapisan jagat rohaniah] dan Bumi [tatanana alam semesta fisik, termasuk manusia]. 1 Timotius 2:5 Kita semua manusia akan kembali menyatu dengan Kemanusiaan Yeshua sebab kita manusia yang tak mungkin menyatu dengan Keilahian-Nya. Kemanusiaan kita menyatu dengan Kemanusiaan sang Anak = Yeshua akan menyatu dengan Gambar Alaha tercipta itu, Yeshua dalam Kemanusiaan atau Gambar Alaha dan kita “Gambar-gambar Alaha” dalam Dia (Galatia 3:27-28) Yeshua adalah bahasa budaya manusia Ibrani di mana Ia dilahirkan dan mengambil kedagingan manusia melalui Miriam 2000 tahun lalu. Jadi saat kita menyebut atau memanggil Yeshua ada Dua Kodrat dalam diri-Nya: Kemanusiaan yang tak boleh disembah tapi dihormati, dan Keilahian-Nya sebagai sang Anak yang mutlak kita sembah. Jadi saat berpikir tentang Maran Yeshua dua dimensi berbeda sekaligus kita devosikan secara terpisah tapi manunggal! TERPISAH TAPI TUNGGAL ini adalah bahasa ungkapan paradoksal (seolah-olah bertentangan tapi tidak). Jika kita memisahkan mutlak antara Kemanusiaan dan Keilahian maka kita akan murtad seperti sekte Saksi Jehova yang melepaskan Keilahian Yeshua hanya kemanusiaannya sama seperti Arianisme, Ebionitisme dan Islam. 

Meleburnya antara Manusia dan Keilahian sehingga musryk kafir adalah keyakinan Kristen Pentakostalisme dengan ajaran sesatnya; Bapa , Anak, dan Roh Kudus yaitu Yesus! 

TANYA:
Bagaimana kita manunggal dengan KEMANUSIAAN YESHUA DALAM SANG ANAK? 

JAWAB: 
Ada beberapa langkah yang harus dilakukan; 
1. Percaya kepada-Nya sebagai MarYah Alaha yang secara singkat disebutkan oleh rasul Thomas “Mari W’Alahi” (Tuhanku dan Alahaku) – Yohanes 20:28. Dia adalah jalan Keselamatan bagi manusia yang berdosa (Yohanes 14:6), dll. 

2. Percaya saja tidak cukup, sebab setan-setan lebih percaya dari pada manusia (Yakobus 2:19), maka BEROBATLAH DENGAN SUNGGUH-SUNGGUH DENGAN BERUBAH PERILAKU (Kolose 3:5-17)… TURUTI PERINTAH-PERINTAHNYA (Yohanes 14:15; 15:14) 

3. Hendaklah dibaptis sebagai tanda pertobatan (Matius 3:7-10) dengan baptisan Air. 
A. Siapa yang berhak membaptis? Jawab: hanya Imam Harun seperti Yohanes Pembaptis. Namun, Imam-imam Harun sudah tidak ada lagi. 
B. Para Rasul yang membaptis (baca, Yohanes 4:1-2; Kisah 2:36-41; 16:30-33) dan tidak ada tercatat satu ayatpun dalam Alkitab bahwa “ORANG AWAM YANG TIDAK DITAHBISKAN PARA RASUL BOLEH MEMBAPTIS.” 

TANYA:
Mengapa Para Rasul Boleh membaptis? 

JAWAB:
Mereka telah ditahbiskan oleh Maran Yeshua … Ia mentahbiskan/Semikhah [LAI – menetapkan. Terjemahan Peshitta aslinya, “mentahbiskan”] Dua Belas orang untuk menyertai Dia dan diutus-Nya mewartakan Injil dan diberiNya kuasa untuk mengusir setan,… Injil Markus 3;14-15 Peshitta AESV C. Para Rasul mentahbiskan para pengganti mereka untuk melakukan tugas dan tanggungjawab pelayanan: 23 Dan mereka [Para Rasul] MENTAHBISKAN bagi pengganti mereka Zakanim ("rabrabe" atau “rabbanim” atau “Qashanim” = Para Penatua) di tiap jemaat, saat itu mereka berpuasa bersama dengan mereka dan tselootha [berdoa dengan aturan tertentu], dan mempercayakan Zakanim ini kepada Maran kita yang dalam Dia mereka percaya. – Kisah Para Rasul 14:23 Peshitta AESV 

4. Setelah dimekveh / dibaptis dengan AIR Tanda Pertobatan oleh Pengganti Rasul (Uskup, Imam, dan Diakon), kemudian mereka harus DIMINYAKI dan TUMPANG TANGAN TANDA BAPTISAN ROH KUDUS (Matius 3:11) untuk menanamkan BENIH ILAHI dalam diri orang percaya (1 Yohanes 3:9) sehingga orang percaya ini Lahir Baru melalui Air dan Roh (Yohanes 3:6-9) sehingga menjadi Anak-anak Alaha (Yohanes 1:12) dan menjadi “warganegara Kerajaan Sorga (Filipi 3:20) 5. Setelah kita Diurapi dengan Minyak Urapan, selanjutnya DIMETERAIKAN dengan API (Matius 3:11; Efesus 1:13-14) sebagai TANDA MILIK ALAHA (Yehezkiel 9:4-6; Wahyu 7:3; 9:4;14:1) LAI salah terjemah dengan huruf “T” (Ibrani “Taw” atau “Tav” dalam bahasa Aramaik adalah Tanda Salib “”). 

Mereka yang dimeteraikan di dahi mereka ini oleh Imam Tertahbis Suksesi Rasuliah adalah Milik Alaha dengan ritus kuno seperti yang diajarkan Yeshua dan para Rasul. Gereja-gereja Protestan umumnya tak mengenal Ritus no:3,4, dan 5. Mereka membuat-buat sendiri tata cara membaptis sehingga menjadi perdebatan dan perpecahan yang tak ada gunanya. Semua Tata Cara Sudah Diajarkan Para Rasul kepada Jemaat Rasuliah. Oleh karena putus kesinambungan dengan Kekeristenan Reformasi Protestan dan ribuan sekte-sektenya merekayasa sendiri Bagaimana caranya membaptis dengan TAFSIR ALKITAB SAJA. CATATAN: “Minyak Urapan” adalah sesuatu yang tak putus sepanjang sejarah selama 2000 tahun sejak Para Rasul. Minyak Urapan ini dikonsekrasi oleh Para Rasul saat perayaan Pesakh 14 Nisan, kemudiaan saat Para Rasul mentahbiskannya menjadi pengganti rasul, seorang uskup akan diberikan 3 jenis minyak Urapan Kudus dan setelah Para Rasul wafat semua Para Pengganti Rasul, yaitu Para Uskup ini mengkonsekrasi minyak baru pada perayaan Pesakh Rabu malam Kamis dengan mencampurkan minyak sebelumnya yang dari para rasul.

Demikianlah seterusnya 3 Jenis Minyak ini diterus sampaikan dari satu Uskup ke uskup baru tertahbis tanpa putus sampai hari ini. Jadi kalau ada orang membuat minyak urapan sendiri tidak terkait kepada Para Rasul, maka minyak urapan tersebut adalah palsu!!! Sekalipun ada mujizat terjadi, kita meragukan siapa yang melakukan mujizat itu???? IBLIS pun adalah PENIRU YANG PALING HEBAT DAN PENIPU YANG ULUNG. 

5. Setelah dimikveh AIR, MINYAK, dan DIMETERAIKAN, maka mereka sah sebagai Anak-anak Alaha, maka mereka disambut dalam Perjamuan Anak Domba Alaha (Wahyu 19:9; Yohanes 6:48-56). Di sinilah proses pemanunggalan mulai terjadi dengan Yeshua Mshikha, di mana Ia dalam kita dan kita dalam Dia. 

6. Keselamatan harus terus diusahakan sampai hembusan nafas yang terakhir ….. Filipi 2:12 Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar. Dan haruslah kita terus MEMBASUH JUBAH PUTIH kita seperti saat dosa-dosa kita dihapuskan saat bertobat, saat kita dibaptis (Wahyu 22:14) agar kita kembali kepada kodrat Ilahi atau fitrah kemanusiaan kita semula seperti kertas putih bersih (2 Petrus 1:14). Iman tanpa perbuatan adalah mati – Iman tanpa Torah adalah sia-sia (Yakobus 2:26). 

7. Ingat, hukum Tabur Tuai tetap berlaku meskipun kita sudah diselamatkan! Sebab apa yang kita tabur secara daging akan kita tabur dalam daging! Namun, keselamatan rohaniah kita tertap terjadi tetapi hutang harus tetap dibayar! (Galatia 6:7-8). Tidak ada alasan melarikan diri dari tanggungjawab …

TANYA:
Ketika saya menyebut Alaha itu artina menyebut ketiga2nya (Bapa, Anak dan RohKudus)?
JAWAB:
Ya. Rav Shaul sudah mengajarkan: Kolose 1:19 Karena seluruh kepenuhan Alaha berkenan diam di dalam Dia. Dan Yeshua mengatakan kepada rasul Filipus: …Barang siapa telah melihat Aku telah melihat Bapa… Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku (Yohanes 14:9-13) dan Roh Kudus keluar dari sang Bapa … (Yohanes 15:26). Jadi saat kita menyebut salah satu Qnume Alaha entahkan sang Bapa, atau sang Anak atau sang Roh Kudus sudah memanggil Ketiga Qnume Echad tersebut. Untuk bisa gayung bersambut di mana kita berkomunikasi dengan Alaha dan Alaha berkomunikasi dengan kita harus MELALUI KEMANUNGGALN YESHUA MSHIKHA SEBAGAI MEDIATOR KITA. Yeshua Mshikha sebagai Mediator dari sisi Alaha dan Yeshua sebagai mediator sisi manusia dan jembatan penghubung antara Alaha dan Manusia adalah Yeshua Mshikha! Inilah jawaban saya, semoga bisa menambah wawasan bapak. 
Dan jika tidak paham jangan cepat-cepat ambil kesimpulan agar jangan bapak dengan mudah mengatakan: sesat pada hal kurang pemahaman. Ini seringkali terjadi saat membaca suatu tulisan terlalu mudah mempersalahkan tetapi tidak mudah kita introspeksi diri. Saya percaya bapak bukan orang semacam ini. Semoga Alaha menolong bapak untuk memahaminya dengan baik. Salam untuk semua keluarga bapak, kiranya rahmat-Nya melawat bapak sekeluarga. Amin. 
Beshora Shleeha Mar Thoma berkata: 1 Yeshua berkata kepada murid-muridNya: 
"Dia yang bisa memahami sepenuhnya perkataan-perkataan tidak akan mencicipi maut.” 2 "Dia yang mencari, biarlah jangan berhenti mencari hingga dia menemukan; dan ketika dia menemukan dia akan jadi gundah, dan jika dia mengalami kegundahan, dia akan diherankan, dan dia akan punya kuasa atas segala sesuatu." (Beshora Mar Thoma 1:1-2 Peshitta AESV)
Wa Aleikhem Shalom,
Fr. Nicholas Toruan, CKC


ARTIKEL TERKAIT:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar