PERIBADATAN

LAMAN ini menjelaskan dua jenis peribadatan umat Nazarene di Indonesia, yaitu:
Doa Harian Nasrani dan Ibadat Sabbath dan Hari Maran/Minggu.

DOA HARIAN NASRANI

Doa Harian dalam Agama Yahudi
Ibadah Doa sembahyang Yahudi adalah doa formal 3x sehari. Pada Petang (Ma’ariv), Pagi (Shakharit) dan Tengah Hari (Minkha). Doa-doa Harian dibakukan dalam suatu Kitab Doa yang disebut Siddur yang berasal dari akar kata Ibrani yang artinya “aturan” (order), sebab Siddur menunjuk doa-doa dengan aturan tertentu. Akar kata yang sama seperti kata “Seder”, yang mengacu pada Ibadah Pesakh Rumah. Tak ayal lagi Doa Sembahyang Harian yang paling tua kita adalah “Shema.” Hal ini terdiri dari Sefer Devarim 6:4-9; 11:13-21 dan Sefer Bammidbar 15:37-41. Perhatikan dengan baik-baik paragraf pertama memerintahkan kita membicarakan hal ini (Shema) “saat kamu beristirahat dan saat kamu bangkit”. Dari sejak zaman kuno, perintah ini dilaksanakan dengan menyerukan Shema 2x sehari: Pagi dan Petang.Perkembangan besar – besaran Doa Yahudi terjadi selama masa Pembuangan Babilonia, abad ke- 6 Sebelum Maran Yeshua Mshikha. Umat Yahudi tidak bisa lagi mempersembahkan Korban di Bait Suci (Beit ha’Mikdash) pada masa itu, maka mereka menggunakan Doa-doa sebagai pengganti (subsitusi) Ibadah Korban. Seperti nabi Hosea katakana:


“Persembahan-persembahan ucapan bibir kita sebagai ganti anak-anak lembu jantan” (Sefer Hosea 6:6).
Umat berkumpul bersama untuk berdoa 3x sehari, sejajar dengan 2x sehari Korban Harian Pagi dan Tengah Hari dan pembakaran korban persembahan yang sisa-sisa menjelang malam. Ada doa-doa tambahan pada ibadah Sabat dan Perayaan Hari Raya, seiring pada penambahan korban-korban masa itu. Beberapa sumber informasi menyebutkan bahwa hal ini sudah praktek umum diantara orang saleh (khasidim) sebelum Pembuangan. Setelah masa Pembuangan, ibadah doa harian ini berlanjut.

Pada abad ke-5 Sebelum Masehi, Dewan Mahkamah Umat (Sanhedrin) menyusun DOA dasar, meliputi sesuatu yang bisa dipakai berdoa. Ini disebut “Shemoneh Esrei”, yang berarti 18 dan mengacu 18 Berkat-berkat (Berakoth) yang aslinya ada di dalamnya. Hal itu juga menunjuk sebagai Amidah (“Doa Berdiri,” karena kita berdiri saat kita menyerukan hal itu), atau Tefillah (Doa, sebagaimana dalam Doa, karena itu adalah esensi dari semua Doa Yahudi). Doa ini adalah batu penjuru setiap ibadah Yahudi. Berkat-berkat Shemoneh Esrei bisa dipecah dalam 3 kelompok yaitu: 3 berkat Pujian Alaha, 13 membuat permohonan (pengampunan, penebusan, kesehatan, kemakmuran, permohonan turun hujan ada musimnya, terkumpulnya kembali mereka yang terserak, dll), dan 3 ekspresi rasa syukur dan lepas dari masalah. Total jumlah doa berkat di dalamnya adalah 19! Namun mengapa kita sebut DOA ini 18? Satu doa berkat tersebut ditambahkan sekitar abad ke-2 Masehi, merespons ancaman pertumbuhan bida’ah menurut persfektif Yahudi Rabbinik (Yahudi Farisi) khususnya terhadap sekte Nasrani-Yahudi (Jemaat Perdana) dan‚ Kristen Goyim‛ (non-Yahudi). Doa ini sudah umum dikenal sebagai Shemoneh Esrei dan nama itu sudah melekat dalam ingatan, meskipun sekarang ada 19 berkat-berkat. Doa berkat ini sebenarnya adalah doa kutuk bagi kaum Nasrani yang mereka terus ucapkan sampai di abad 21 ini.

Tahun 135 M orang Yahudi diusir keluar dari Tanah Suci oleh kaisar Hadrian sehingga ini menimbulkan kebencian para pemimpin Yahudi, khususnya Imam Besar. Maka disusunlah satu kutukan dan serapah terhadap kaum Nasrani (khususnya Kerabat Tuhan dan semua pengikutnya) dengan menyebutnya ‘Birkat ha Minim‛ dituliskan dibawah perintah Gamaliel II Ketua Sanhedrin di Pengasingan (tahun 85-115 M) yang dituliskan oleh Samuel ha Katan. Doa Kutuk ini ditujukan kepada Mazhab Nasrani dan Notzrim (pengikut Yeshua) sebagai berikut: 
"Semoga para pengumpat (Ibrani: mamshalim) tak ada harapan; dan semoga semua orang fasik binasa segera; dan semoga semua musuh-musuh kami segera binasa. Semoga engkau segera binasa, dihajar, dicampakkan orang-orang pendosa sombong yang pura-pura rendah hati - segera pada zaman kami. Terberkatilah Engkau, ya Tuhan, yang menghancurkan para musuh dan orang-orang pendosa yang berpura-pura rendah hati." Naskah Geniza Kairo.
Doa Birkat ha Minim didaraskan di sinagoga-sinagoga Yahudi sehingga kaum Nasrani tidak bisa lagi berdoa bersama dengan saudara-saudara mereka kaum Yahudi di mana pun hingga hari ini. Ketetapan Talmud mengatakan:
"Heretik/Bidat (Minim) para murtad (meshummadim) dan apikorsim masuk Gehennim" (Neraka – San.12:5).
Sejak abad ke-2 M sampai hari ini kaum Nasrani berpisah oleh karena keyakinan yang berbeda terhadap pandangan ha Mashiakh, tapi perihal lainnya mayoritas sama dengan kaum Yahudi Ortodoks tetapi dalam konteks pemahaman Brith Khadasha (Perjanjian Baru). Oleh karena itu, Paqid Netzarim dan bersama para ahli kitab dan para imam menyusun semua sistem keagamaan Nasrani Yahudi sudah lengkap sampai tahun 100 M. Dengan demikian, sepintas ibadat-ibadat Nasrani Kuno mirip dengan Yahudi Rabbinik tapi secara rinci akan jelas berbeda isi doa-doanya.

Doa Bapa Kami
Amidah atau Shemoneh Esreh telah digantikan oleh Rabbeinu Yeshua sendiri dengan Doa Tefila d’Maran (Doa Bapa Kami, Mattai 6:13), bagi Rabbinik Yahudi tetap menggunakan 18 berkat ditambah satu bagi doa kutukan terhadap mazhab Nesarim yang difitnah sebagai kaum ha Minim yang artinya kaum bidat oleh mereka sejak Abad Pertama. Sebaliknya, Maran Yeshua mengingatkan kepada kita tentang kaum Rabbinik Yahudi, yakni:


1. ‘Tapi Dia berkata kepada mereka: ‚Waspadailah, dan jauhilah ragi dari kaum Farisi dan Sadduki.‛(Mattai 16:6),
2. Kemudian dikatakan,‚Bangsa ini menghormati Aku dengan bibirnya, tapi hati mereka sangat jauh dariKu. Dan sia-sia saja mereka memuja-mujaKu, sementara itu mereka mengajarkan ajaran – ajaran dari perintah-perintah anak-anak manusia.‛(Mattai 15:8-9).
3. Selanjutnya, mereka disebutkan ‚Kamu sama seperti bapamu, si Pemfitnah; dan hasrat bapamu engkau salurkan. Dia dari sejak mulanya pembunuh manusia, dan tidak tinggal dalam kebenaran; sebab kebenaran tidak ada dalam dirinya, dan ketika dia berbicara kebohonganlah yang dia ucapkan, sebab ia adalah pendusta, dan bapa dari segala dusta.‛ (Yokhanan 8:44)
Perkembangan Doa Harian
Doa Shlootha secara umum dilakukan berpolakan 3x sehari (Ma’ariv, Sakharit dan Minkha); tetapi pada kaum Nasrani dalam tarekat yang mendevosikan diri dalam Doa (pertapaan) mereka melakukan 7x sehari sejak abad awal, yakni:



1. Jam 4.30 (Sakharit): Pengenangan akan Yeshua berdoa, ditangkap di Taman GetShemani, diadili Majelis Sanhedrin Rabbinik Babilonia, dan sikap menantikan Maranatha (Kedatangan Yeshua Kedua Kali, lihat Mattityahu 24), dan orientasi menjalankan Marga Mshikha (Jalan Tuhan: Halakha/Limudah), yakni bagaikan bulan menerima cahaya dari mata hari, yakni Yeshua sang ‘Terang Dunia‛ (Yokhanan 8:14) dan kita merefleksikannya Terang-Nya sebagai ‘anak-anak Terang‛ (Yokhanan 12:36). Pada jam ini kita harus merenungkan Mazmur 1:1-6, sebagai Pelaku Jalan Torah (Limudah) karena tiap butir Mitzvot itu merupakan ‘sinar-sinar terang’ yang harus kita jalankan dalam hidup kita.

2. Jam 9 pagi: peringatan turunnya Torah di Sinai, Keluaran 19-20, dan Ruakh ha’Kodesh atas diri Shlikhim pada perayaan Savuoth, Kisah 2. Ini menjelaskan penyertaan Maran Yeshua kepada Para MuridNya dalam wujud ‚Roh‛ sebagaimana Ia janjikan sebelum kenaikanNya:
Tapi sang Penghibur, Rukha d’Kudsha (Bunda Kudus, yakni sisi Kewanitaan sang Bapa), yang sang Bapa (Abba-Ya) akan utus dalam NamaKu, Ia akan mengajari kamu segala perkara, dan akan mengingatkanmu tentang semua yang Aku katakan kepadamu. Damai sejahtera Aku tinggalkan bersamamu; damai sejahtera yang Aku berikan kepadamu. Damai itu bukan sebagaimana dunia berikan, yang Aku berikan padamu. Janganlah hatimu gundah, maupun jadi takut. Kamu telah mendengar apa yang Aku telah sampaikan kepadamu bahwa Aku pergi, dan datang kembali kepadamu. Jika kamu mengasihi Aku, kamu akan bersukacita, bahwa Aku pergi kepada BapaKu; sebab BapaKu lebih besar dari pada Aku. (Yokhanan 14:26-28)
Yeshua pergi naik kepada Abba-Ya dan kembali ke bumi dalam wujud semula sebagai Aisha d’Miltha dalam energi Keilahian Bunda Agung sang Bapa (Ruakh ha Kodesh) memberikan Torah, yakni pengajaran sama persis seperti di Gunung Sinai demikianlah Yeshua sang YHWH itu dengan Api Suci membakar hati dan jiwa para rasul untuk melaksanakan Torah YHWH yang dituliskan dalam hati dan pikiran mereka. Api Suci ini, yakni ‚Ajaran-ajaran Torah‛ tidak akan padam sampai maut menjemput mereka dengan semangat Torah berkata:
Aku menyatakan tekad bulatku tidak pernah mengijinkan Api yang dipercayakan kepadaku sebagai hamba Alaha menjadi padam selama ada nafas dalam ragaku.‛ (Shahadat Sefasha Nasrani, butir 9).
Inilah yang menyemangati misi penginjilan rasuliah. Terbukti dalam sejarah Jemaat Yerusalem selalu disertai Tuhan hingga hari ini dengan segala pernyataan ‚Wahyu-wahyu‛ Pilar Iman Ketiganya. (Mattityahu 28:20).

3. Jam 12 Siang: memperingati Yeshua tersalib di Golgota: Tirai Bait Suci terbelah dua, gelap gulita, dan gempa bumi di sekeliling Golgotha. Ini sebagai peringatan bahwa ruang pembatas Ruang Maha Suci (Qadosh haQadoshim) dan Ruang Kudus telah dibuka bagi Keimamatan dalam Maran Yeshua, yakni kelanjutan garis keturunan darah A’aron-Lewi dalam keluarga Nesarim/Kerabat Tuhan (Lihat, Lukas 1:5) merupakan Keimamatan Perjanjian Baru, tidak lagi dalam garis keturunan A’aron-Lewi di luar Yeshua. Garis keimamatan lama akan dihancurkan tahun 70 M dan punah sejak abad ke-2 M sampai hari ini, kecuali dalam Kerabat Tuhan. Tidak ada Keimamatan A’aron-Lewi yang sah di bumi ini.

4. Jam 3, petang (Ibadat Minkha): Pada jam ini Maran Yeshua menyerahkan nyawanya kepada Abba – Ya sesuai dengan kehendak sang Bapa dalam ketaatanNya kepada sang Bapa, meskipun Dia bisa mengambilnya kembali sesuai kehendak Yeshua sendiri
(Yokhanan 10: 17-18): ‚Oleh sebab ini BapaKu mengasihi Aku, karena Aku memberikan nyawaku, untuk menerimanya kembali. Tidak ada seorang pun mengambilnya dariKu; tetapi melainkan Aku memberikannya menurut kehendakKu sendiri: sebab Aku berkuasa memberikannya, dan berkuasa mengambilnya kembali; sebab Aku menerima perintah ini dari BapaKu.‛
Ini merupakan pernyataan Ketuhanan Yeshua sebagai yang berkuasa di bumi dan di sorga (Mattai 28:18-19) dan segala sesuatu dalam alam ciptaan. Juga dinyatakan Dia adalah ‘Tuhan‛ atas hari Shabbat (Marqos 2:27), artinya segala sesuatu dalam alam ciptaan adalah MILIK Maran Yeshua dan Dia yang empunya semua alam tercipta ini, oleh karena itu, segalanya harus MELALUI Dia (Yokhanan 14:6). Demikianlah, Yudaisme lama diperkenalkan lebih jelas dalam konteks Perjanjian Baru bahwa segala sesuatu ‘kebaktian’ umatNya disalurkan melalui YHWH yang adalah Yeshua sendiri kepada Abba-Yah (Alahotha).

5. Jam 6.30 (Ibadat Ma’ariv): Pada jam ini dalam sejarah Bait Suci merupakan ibadat membakar semua sisa-sisa korban bakaran dan korban persembahan petang. Ini juga merupakan peringatan penguburan jasad Yeshua yang harus dikuburkan dan dibersihkan dari hadapan masyarakat.

6. Jam 8.oo: malam kita memperingati: Maran Yeshua masuk kedalam dunia orang mati memberitakan Injil, 1 Keepa 3:19, ini juga menggambarkan jiwa-jiwa dalam Sheol (alam maut) yang terjadi setiap waktu di mana manusia mati dan masuk alam maut kematian. Maran Yeshua, para malaikat dan roh-roh yang melayani akan memberitakan Injil kepada jiwa-jiwa dalam Sheol. Ini mengajarkan kepada kita bahwa bumi bukan jalan terakhir bagi keselamatan
jiwa, tetapi langkah awal ‚pembelajaran‛ seperti yang diucapkan Maran Yeshua sendiri:


Dan setiap orang yang mengucapkan perkataan melawan sang Anak Manusia, ia akan diampuni, tetapi orang yang mengucapkan perkataan melawan Ruakh ha Kodesh, ia tidak akan diampuni, tidak di dunia ini dan tidak juga di dunia akan datang.‛ (Mattai 12:32).
Penghayatan ini bukan berarti kita ‘berpangku tangan’ saja sewaktu masih hidup di bumi dan berpikir nanti di dunia akan datang barulah kita melakukan Perintah-perintah Alaha, jika ada indikasi semacam itu, ketahuilah bahwa karakter atau tabiat kita di bumi ini dan di dunia yang akan datang adalah sama, tidak ada perubahan signifikan, oleh sebab itu, jika masih di bumi sudah sadar akan mitzvot maka pencicipan mitzvot itu sudah dimulai di bumi dan disempurnakan di dunia akan datang. Bumi adalah ‘titik berangkat awal’ dan ‘penuntasan di dunia akan datang.’

7. Jam 12 Malam, pengenangan akan ‘pergumulan Maran Yeshua di Taman Gethsemani.’ Pada jam Tengah Malam ini, kita berdoa untuk menyampaikan segala keluh kesah dan pergumulan kita sebagai manusia dalam fitrahnya dan memotong segala ‘kemelekatan duniawi‛ bahwa setelah kita menjalankan semua mitzvot YHWH atau Perintah-perintah Yeshua, ternyata masih ada tuntutan akhir bagi kekudusan hidup kita yakni ‘ketiadaan cinta diri sendiri‛ (Love Self-less), yaitu segala ego kita harus dipotong barulah bisa masuk ke dalam Kerajaan Alaha bersama Maran Yeshua (Beshora d’Marqos 10:20-23). Masuk Kerajaan Alaha tidaklah semudah yang kita bayangkan, tetapi banyak orang menipu diri sendiri seolah-olah masuk sorga membeli tiket pesawat. Ucapan Yeshua pada anak muda yang kaya harta (kepemilikan duniawi) merupakan gambaran titik puncak dari pelaksanaan Torah yang disebutkan sebagai Mengasihi Alaha:
dan kamu harus mengasihi Mar-Yah Alahamu dengan segenap hatimu, dan dengan segenap jiwamu, dan dengan segenap kekuatanmu. – Dvarim 6:5 (Lihat, Mattai 22:37)
Kasih kepada Alaha adalah penyerahan diri secara total sebagaimana halnya yang dipraktekkan Yeshua dalam menyerahkan nyawaNya. Sehingga, sebenarnya ‘kasih’ itu masa Tanakh sama saja dengan masa Brith Khadasha.
Bagi umat Nasrani, Shlootha (Arab: Sholat) merupakan mandat Mitzvot ha Torah dari Mar-Yah Alaha sendiri seperti dituliskan dalam kitab suci:


Kamu harus berdoa Shlootha tiga kali sehari, seperti Tuhan telah ajarkan.‛ (Limudah 8:4)

Siddur (Liturgi) Doa Harian Gereja Nasrani Indonesia
Siddur ini tidak dibagikan untuk umum. Khusus bagi jemaat dan katekumen Gereja Nasrani Indonesia yang sudah berkomitmen menjalankan Doa Harian ini dipersilahkan meminta buku siddur kepada Shamasha di paroki terdekat.




PERIBADATAN SABBATH DAN HARI MARAN/MINGGU

Dua ekstrim

Ekstrim Kanan sebagai pemelihara Sabbath.
Kelompok ini memegang peribadatan di hari Sabtu sebagai hari ketujuh seperti yang tepat dilakukan oleh Yeshua dan para rasul awal. Mereka meyakini hanya dengan melakukan apa yang dilakukan oleh Yeshua ini berarti melakukan peribadatan yang benar.
Kelompok ini banyak menuding bahwa gereja-gereja yang beribadah di hari Minggu berarti beribadah menyembah Dewa Mithras yang dikenal dengan sebutan Dewa Sun (Matahari) oleh karena itu hari peribadatan tersebut disebut dalam bahasa Inggris menjadi ‘Sunday’ atau harinya Dewa Matahari. Mereka menuding yang menjadi biang keladi perubahan hari ibadah dari Sabtu ke Minggu adalah Roma Katolik.

Berikut adalah pernyataan-pernyantaan dari Gereja Roma Katolik sendiri:
"Nowhere in the bible do we find that Jesus or the apostles ordered that the Sabbath be changed from Satuday to Sunday. We have the commandment of God given to Moses to keep holy the Sabbath day, that is, the seventh day of the week, Saturday. Today, most Christians keep Sunday because it has been revealed to us by the [Roman] church outside the bible." Catholic Virginian, Oct. 3, 1947"You may read the Bible from Genesis to Revelation, and you will not find a single line authorizing the sanctification of Sunday. The Scriptures enforce the religious observance of Saturday, a day which we never sanctified." James Cardinal Gibbons, The Faith of Our Fathers (1917 ed.), pp.72,73"The Catholic Church,... by virtue of her divine mission, changed the day from Saturday to Sunday." The Catholic Mirror, official organ of Cardinal Gibbons, Sept. 23, 1893.
Kelompok ini sekarang dianut oleh Gereja Advent yang mulai di abad 18 oleh William Miller, Mesianic Judaism yang dimulai di awal abad 20 oleh mereka yang keluar dari yahudi pewaris ajaran Farisi, dan sebagian Kristen Mesianik yang menjamur di Indonesia sejak awal abad 21 ini.

Ektrim Kiri sebagai pemelihara Hari Tuhan (Minggu).

Kelompok ini memegang peribadatan hari Minggu dan meyakini bahwa:
1. Peribadatan di Hari Minggu adalah peringatan atau perayaan akan Hari Kebangkitan Yeshua. Bahkan peribadatan ini sudah dilakukan juga oleh para rasul seperti tercatat di Kis 20:7 “Pada hari pertama dalam minggu itu, ketika kami berkumpul untuk memecah-mecahkan roti…”

2. peribadatan di Sabbath itu sudah tentu ikut-ikutan Yahudi seperti yang diutarakan oleh Bapa Gereja ini:
The Epistle of Ignatius to the Magnesians 8-10 (c. 110 A.D.)This is why they were persecuted, being inspired as they were by His grace in order that those who are disobedient might be fully convinced that there is one God who revealed Himself through Jesus Christ His Son, who is His Word which came forth from silence, who in every respect pleased Him who sent Him. If, then, those who had lived in antiquated practices came to newness of hope, no longer keeping the Sabbath but living in accordance with the Lord's day, on which our life also arose through Him and His death (which some deny), the mystery through which we came to believe, and because of which we patiently endure, in order that we might be found to be disciples of Jesus Christ, our only teacher, how can we possibly live without Him, whom even the prophets, who were His disciples in the Spirit, were expecting as their teacher? Because of this He for whom they rightly waited raised them from the dead when He came…. It is utterly absurd to profess Jesus Christ and to practice Judaism.

Epistle of Barnabas 15:8-9 (c. 130 A.D.)"Finally, He says to them: 'I cannot bear your new moons and sabbaths.' You see what He means: it is not the present sabbaths that are acceptable to Me, but the one that I have made; on that Sabbath, after I have set everything at rest, I will create the beginning of an eighth day, which is the beginning of another world.
Jadi, karena kewaspadaan yang berlebihanlah terhadap Ragi Farisi (Agama Yahudi) maka para bapa gereja rasuliah ini menganjurkan untuk tidak memelihara Sabbath lagi. Ini bisa dipahami memang karena Kaum Ebionit yang di abad 1 memaksakan Kristen non Yahudi untuk melakukan Torah Mosha (LAI: Hukum Taurat) sempat membuat kericuhan sehingga diadakan konsili Yerusalem yang dipimpin oleh Uskup Mar Yakub pada tahun 50 Masehi. Kaum Ebionit ini yang akhirnya keluar dari jemaat Tuhan terus memelihara Sabbath.

Posisi Gereja Nasrani Indonesia

GNI terus memelihara peribadatan Sabbath seperti yang Yeshua dan para murid awal lakukan, dan juga ikut merayakan Hari Minggu sebagai Hari Tuhan (The Lord’s Day). Sabbath dan Hari Maran/Tuhan adalah dua hari yang berbeda yang bisa dengan sukacita diikuti. Tidak bisa dipisah atau dipilih salah satunya.

Mengapa GNI beribadah pada Sabbath?

Bukan untuk ikut-ikutan Ragi Farisi, bukan untuk menjadi seperti Yahudi! Pengudusan Sabbath adalah Mitzvot Alaha sejak penciptaan. GNI tidak mengacu kepada Torah Mosha namun Torah awal penciptaan di mana Alaha yang tidak bisa lelah juga beristirahat dan menguduskan hari ketujuh tersebut. Karena mengacu kepada masa penciptaan inilah GNI beribadah. GNI tidak mengajarkan umat Nasrani di Indonesia untuk melakukan Hukum Taurat melainkan Hukum Kristus (Gal 6:2).

Mengapa GNI beribadah pada hari Minggu?

Di awal tahun 2016 ini, GNI belum melakukan peribadatan Minggu karena jemaat masih belum banyak dan biasa berkumpul pada hari Sabtu. GNI menghormati peribadatan di Hari Minggu bukan mengakui karena Sabbath dipindah ke Minggu seperti yang dilakukan oleh pemimpin Gereja Roma Katolik. Kami melestarikan peribadatan ini sebagai peringatan akan Hari Kebangkitan Maran Yeshua yang kami kasihi. Kebangkitan-Nya dari mautlah yang memerdekakan kita, yang membuat apa yang kami yakini adalah suatu kebenaran. Dialah Jalan dan kebenaran dan hidup bagi kami.

Inti peribadatan sejati

Sejak abad 1, inti peribadatan umat Nasrani adalah selalu Perjamuan Suci (Aram: Qurbana Qadisha) bukan pada pengajaran atau kotbah. Pemecahan roti dan bersama-sama meminum anggur adalah puncak dari peribadatan entah itu Sabbath atau Minggu atau perayaan-perayaan lain di dalam Perjanjian Baru. Pada saat jemaat yang sudah dibaptis ikut serta dalam Perjamuan tersebut maka itulah momen di mana jemaat bisa bersatu dengan Maran Yeshua sebab Roti itu adalah Tubuh Maran sendiri dan anggur yang diminum adalah benar-benar Darah Perjanjian Baru. Penyatuan inilah yang terpenting, bukan lainnya.

Maran Yeshua sendiri yang mengajarkan kepada para murid-Nya bagaimana menyusun siddur peribadatan, mulai dari membuang Semoneh Esrei (Doa delapan belas) kaum Farisi dan menggantinya dengan Doa Bapa Kami (Tefila dMaran), sampai bagaimana melakukan Perjamuan Suci seperti yang Dia ajarkan saat melakukan perjamuan terakhir (Mattai 26:26).



Karena begitu pentingnya ajaran ini, Maran Yeshua rela kehilangan banyak murid sperti tercatat di Injil Yuchanan pasal 6.53 Maka kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu. 54Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. 55Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman. 56Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia.
66 Mulai dari waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia.
Kita semua berlomba untuk meninggalkan dunia fana ini untuk beroleh hidup yang kekal bukan? Jawaban kita pastilah ‘Iya’, oleh karena itu mengetahui rahasia Perjamuan Suci adalah suatu hal yang pantas untuk kita perhatikan dan teliti dengan seksama. Barangsiapa yang memakan-Nya maka merekalah yang bisa memperoleh hidup kekal. Jadi inilah inti peribadatan Nasrani, yang merupakan inti kehidupan itu sendiri. Kita harus bisa menyatu dengan Maran! Harus! Entah itu pada saat Sabbath atau pada Hari Minggu yang banyak dituding sebagai hari Dewa Matahari.

Rahasia Perjamuan Suci hanya ada pada Gereja Rasuliah! Tidak pernah ada pada gereja yang tidak mengindahkan Tradisi Suci (Oral Torah). Mengapa? Karena ritual Perjamuan Suci ini ada di dalam Tradisi Nasrani, tidak pernah dicatat dengan detail di dalam suatu kitab yang dikanon. Para penganut Sola Scriptura (hanya iman) jangan harap bisa mengetahui rahasia ini kendati mereka semua klaim sebagai Sabbath Keppers (pelestari Sabbath) sekalipun, itu sama sekali tidak berpengaruh. Qurbana Qadisha adalah satu dari tujuh Qadishot (sakramen) yang terus dipelihara para pemimpin Gereja Rasuliah. Jadi berbahagialah mereka yang tidak lagi meributkan hari peribadatan, jika sudah paham Inti Peribadatan itu sendiri.

Siddur Sabbath atau Hari Maran

Siddur peribadatan Nasrani untuk Sabbath dan Hari Minggu yang berisi Perjamuan Suci pertama kali disusun oleh Uskup I Yerusalem, yaitu Mar Yakub Hatzadiq (St James) oleh karena itu siddur ini sering disebut ‘St James Divine Liturgy’. Siddur ini pertama kali dituliskan dalam bahasa Aramaic, bahasa yang dipakai oleh Maran dan para rasul awal. Mar Yakub sendiri adalah saudara tiri (kakak) dari Maran Yeshua dan satu dari murid 70-Nya. Dari siddur inilah bermunculan siddur lainnya yang terus dipraktikkan oleh gereja-gereja rasuliah pewaris ajaran Nasrani awal. Mar Yakub dikenal sebagai seorang pendoa syafaat, beliau mati martir dibunuh dengan dilempar dari bumbungan Bait Suci Yerusalem pada tahun 60 Masehi. Memang saat itu kaum Nasrani bukan hanya dicurigai oleh penjajah Romawi, namun juga ditekan oleh kaum Yehudim sendiri. Sejak tahun itu semua jemaat Nasrani berpencar keluar Yerusalem dan terus melestarikan peribadatan dengan siddur Mar Yakub ini.

Almarhum Uskup Nicholas telah menerjemahkan siddur Mar Yakub ini ke dalam bahasa Indonesia sehingga jemaat dan ketekumen yang rindu untuk merasakan peribadatan kuno Nasrani bisa mengikutinya dengan baik. Semua urut-urutan ritual dari awal sampai akhir dijelaskan dengan rinci di dalam materi seminari tahap awal. Hal ini juga dijelaskan dalam pengajaran (makresta) setiap Sabbath, sehingga semua paham maksud yang terkandung di dalam setiap gerak dan ucapan bahkan perlengkapan peribadatannya.

Gereja Nasrani Indonesia mengundang para pelestari Sabbath lainnya di Nusantara untuk memahami siddur kuno ini. Mohon maaf, ini tidak untuk dibagikan untuk umum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar