ARTI KATA ‘JEMAAT’
Jemaat adalah mereka yang sudah
dibaptis air dan Roh Kudus (peminyakan) oleh imam atau uskup. Semua yang
mengikuti ibadat dan pengajaran yang belum memasuki ritual baptis masih disebut
sebagai ketekumen. Jadi seorang ketekumen adalah mereka yang mengkaji dan akan
menjadi jemaat. Perlu diperhatikan bahwa kami tidak bisa mengakui baptisan di luar Gereja Rasuliah, entah itu Baptisan sejak bayi, baptisan bendera, baptisan percik, baptisan Nama Yahweh, Baptisan oleh pendeta atau rohaniawan terkenal, Baptisan di Sungai Yordan Israel, tidak ada yang bisa diakui. Semua yang belum dibaptis oleh Imam atau Uskup di Gereja Rasuliah maka diharuskan dibaptis kembali.
WAKTU MENJADI KETEKUMEN
Seseorang yang hendak menjadi
Jemaat, tidak bisa langsung dibaptis (kecuali ada tingkat urgensinya). Mereka
selama kurang lebih satu tahun belajar dan menjadi seorang Ketekumen. Masa
waktu setahun ini disebut masa katekisasi. Lamanya waktu katekisasi bisa
bervariasi, tidak bisa digeneralisasi. Jika dalam waktu 6 bulan orang itu sudah
siap, maka dia berhak untuk meminta dibaptis. Ada juga yang merasa belum siap,
maka tidak ada pemaksaan sama sekali. Ada kalanya seseorang merasa belum pas
dengan keyakinan ini kendati sudah lama belajar. Itu adalah hak masing-masing.
MENJADI JEMAAT
Menjadi jemaat Nazarene atau
Gereja Rasuliah di manapun sebenarnya adalah sama dalam kacamata rohaniah.
Yaitu sama-sama sudah menjadi milik Alaha, sama-sama berhak untuk mengambil
Roti dan Anggur Perjamuan (Qurbana
Qadisha). Ini adalah puncak peribadatan Jemaat Yeshua, saat bersatu dengan
Tubuh dan Darah-Nya. Tidak ada seorangpun yg belum dibaptis mengambil
perjamuan. Itu terlarang! Jemaat berhak mendapatkan pengajaran yang lebih dalam
dari katekumen lainnya, jika memang terbeban melayani/mengajar maka mereka akan
diikutkan kelas Seminari St Basil secara online dari Australia. Jemaat tidak
punya hak untuk mengajar sampai dia ditahbiskan sampai ke jenjang Shamasha
(Tahbisan Mayor).
MENJADI JEMAAT DI LUAR KOTA
Karena Nazarene Indonesia masih
belum memiliki kehilat (Paroki) di banyak kota, maka ada kalanya seorang
Ketekumen atau Jemaat hanya sesekali menghadiri peribadatan di paroki yang
berada di kota-kota tertentu. Untuk orang-orang yang kurang beruntung tersebut,
bisa bekumpul dengan beberapa orang lagi dan membentuk kelas pengajaran. Secara
bersama akan beribadat dengan dipimpin oleh yang dituakan di sana. Dari kehilat
pusat akan membantu mereka menjalankan peribadatan dengan menggunakan siddur
Nazarene tanpa melanggar halakha-halakah yang telah ditetapkan. Jika jemaat
atau ketekumen hanya seorang diri di suatu kota yang tidak ada kehilat
Nasrani-nya maka bisa melakukan peribadatan pribadi.
Semua jemaat dan ketekumen tidak
dilarang untuk mengikuti peribadatan di komunitas Kristen lainnya. Tidak ada
anjuran memutus hubungan dengan rekan-rekan Kristen non Gereja Rasuliah atau
non Nasrani. Dipersilahkan dating ke gereja-gereja untuk beribadat dengan yang
lain sebagai bentuk kebersamaan atau bersosialisasi. Namun dianjurkan untuk
tidak mengambil Roti Perjamuan. Katekumen dan jemaat di luar kota suatu saat
akan bisa mengikuti peribadatan via online. Saat ini (th 2016) sudah dibuka
pelayanan pengajaran tanya-jawab online via Skype. Paling tidak semua bisa
berkontak langsung via telpon kepada para Shamasha, Qashisha, atau Mebaqqer
Nazarene pusat.
Semoga Maran Yeshua menuntun kami
untuk membuka paroki-paroki baru di berbagai Propinsi. Misi kami adalah GNI
memiliki Kehilat dan Shamasha di setiap Propinsi di Indonesia.
MENJADI PENGAJAR
Mebaqqer Nazarene membuka pintu
bagi semua Rohaniawan dari semua gereja non Rasuliah (misalnya Pendeta) untuk
ikut bisa menjadi pengajar Nazarene. Untuk hal tersebut, semua diundang untuk
masuk menjadi Katekumen, lalu menjadi Jemaat, dan bisa ditahbiskan sampai ke
jenjang Shamasha (Diakon) sehingga berhak untuk mengajar orang lain.
Menjadi pengajar di Nazarene
tidaklah mudah, memerlukan waktu yang tidak singkat. Namun bukan berarti ini
bisa memberatkan. Kami akan mendukung semua yang terbeban untuk membagi ajaran
kuno kepada sesama. Adapun hal penting yang harus diperhatikan untuk menjadi
pengajar adalah bisa menjalankan gaya hidup Limudah dan memiliki penundukan
diri pada Kepemimpinan Mebaqqer pusat. Limudah adalah gaya hidup umat Nasrani
yang intinya adalah moralitas yang tinggi (karakter yang baik). Sedangkan
penundukan diri terhadap Mebaqqer adalah bukti dia tunduk pada Alaha/Tuhan.
Untuk informasi lebih jauh dipersilahkan untuk mengontak Admin 081319190730 atau melayangkan email: gerejanasraniindonesia@gmail.com.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar