Penyebutan PENDETA itu ada karena pengaruh AGAMA HINDU saat masuk ke Nusantara.
.
Mari belajar SEJARAH dengan baik.
Di abad 1, semua rasul ditahbiskan menjadi uskup (Eng: Pastor; Ibr: Mebaqqer; Ind: Gembala). Saat itu, jabatan Uskup dan Imam masih disatukan, lalu di abad 2 baru mulai dipisahkan oleh tahbisan. Di bawah Uskup dan Imam/Presbitter ada jenjang yang disebut Diakon (Aram: Shamasha). Ketiga jenjang kepemimpinan Jemaat Perdana ini termasuk dalam Tahbisan Mayor.
.
Para Uskup di abad 1 antara lain adalah:
Uskup Mar Yakub HaTzadiq memimpin di Yerusalem, Uskup Mar Timotious ditahbiskan oleh Mar Shaul memimpin Efesus, Uskup Mar Marqos memimpin Alexandria Mesir, Uskup Mar Thoma memimpin jemaat di Kerala India, Uskup Mar Yuchnan (Yohanes) memimpin 7 kota di Asia Minor, Uskup Thadeus/Mar Addai memimpin di Edesa/Iraq, Uskup Mar Kefa/Petrus di Antiokia, Uskup Mar Linus di Roma (asal mula Roma Katolik), dll. Jemaat Perdana selalu dipimpin Uskup bukan pendeta atau yg lainnya. Semua uskup/imam tersebut dipanggil oleh jemaat mereka dengan sebutan ‘bapa’.
.
Sejak th 60 Masehi saat Mar Yakub, Uskup Yerusalem wafat martir akibat dilempar dari bumbungan Bait Suci, maka semua Jemaat Yerusalem pindah, dan pusat jemaat berpindah ke Antiokia yang dipimpin oleh Uskup Petrus. Sejak abad 1 juga para rasul yang diutus lalu berpencar dan mendirikan GEREJA RASULIAH/GR (bukan Protestan, Mormon, Saksi Jehovah, Calvinis, Adven, Mesianik, dll). Di dalam setiap GR itulah terdapat para uskup yang disebut ‘bapa’. Dari abad ke abad, GR berpencar ke berbagai belahan dunia dalam misi pengabaran injil.
.
Di abad 16, dari dalam tubuh Gereja Roma Katolik, keluarlah Imam Martin Luther yang menelurkan ajaran SOLA SCRIPTURA. Dari ajaran inilah para murid Luther banyak mendirikan gereja masing-masing dan bermunculanlah denom-denom di LUAR GEREJA RASULIAH, antara lain: Mormon, Saksi Jehovah, Calvinis, Adven, Mesianik, dll. Semua adalah penganut ajaran Martin Luther, penganut Sola Sciptura yang membuang Tradisi. Di luar Nusantara, para pemimpin Gereja NON GR biasanya disebut ‘Priest’ (Presbytter atau Imam). Tradisi menyebut pemimpin Jemaat, ‘bapa’, ini juga menghilang, terutama saat Protestan masuk ke Nusantara.
.
Masuknya Protestan ke Nusantara terjadi dalam 2 tahap, Tahap I (1605-1800) oleh Dutch East Indian Company, lalu tahap II (1800-1935) oleh Dutch Colonial Government. Pada zaman tersebut agama rakyat Nusantara mayoritas adalah HINDU. Penganut Hindu dipimpin oleh PANDITO, jadi dari sinilah mencul istilah PENDETA. Pandito menjadi Pendeta. Banyak penganut Hindu yang masuk ke Kristen Protestan (Lutheran) dan menyebut pemimpin mereka: PENDETA, bukan ‘bapa’ atau ‘romo’. Dari kedua tahap tersebut, pecahan Protestan dari Luar Negeri terus berdatangan ke Nusantara/Indonesia, sehingga negara ini dipenuhi oleh berbagai denom Kristen penganut Sola Scriptura, dari Lutheran sampai ke Mesianik yang baru muncul di abad 21. Semuanya dipimpin oleh Pendeta, tidak ada yang dipimpin oleh Uskup.
.
Pewaris ajaran Jemaat Perdana sebenarnya masuk terlebih dahulu ke Nusantara, yaitu:
1. Gereja Church of The East/COE, pada th 645. Ini adalah gereja pemilik naskah-naskah Kitab Aramaik. Gereja ini pergi dari Nusnatara akibat adanya konflik local. Lalu penginjilan mereka diteruskan oleh GNI (Keuskupan Mandiri di Queensland, Australia) sejak menerima tahbisan pada tahun 2014. GNI dipimpin oleh Alm Uskup Nicholas Lumbantoruan. Lalu di than 2015 sampai sekarang, COE mencoba masuk langsung dalam penginjilan.
.
2. Gereja Roma Katolik, ibu dari Agama Protestan dan banyak pecahannya. Gereja Rasuliah ini memulai penginjilan sejak tahun 1511 dibawa oleh Portugis. Sampai saat ini GR Roma Kat diterima dan menyebar di seluruh Indonesia.
Kedua GR di atas, tidak menyebut pemimpin jemaat mereka dengan sebutan ‘PENDETA’ melainkan ‘Bapa’ atau ‘Romo’ tepat seperti sebutan Jemaat Perdana di abad 1.
.
#romo #pendeta #hindu #nasrani #gerejarasuliah #protestan#solascriptura #tradisi
ARTIKEL TERKAIT:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar