Senin, 08 Februari 2016

Anti Kristus di Efesus

Kasus di Jemaat Efesus, di mana rasul Yohanes menghadapi ajaran Gnostik Yunani yang mengajarkan bahwa “Kelahiran, Penyaliban, dan Kematian Yeshua itu bersifat MAYA (tidak sungguh-sungguh terjadi hanya “seolah-olah”) dan begitupun Keilahian-Nya hanya maya dengan adopsi ketika Dia dibaptis di Sungai Yordan Ia mendapatkan Keilahian.

Itulah sebabnya, rasul Yohanes mengatakan, “… Yeshua Mshikha telah datang sebagai MANUSIA …(1 Yokhanan 4:2). Jadi ucapan Yohanes untuk menolak dan merubuhkan ajaran gnostikisme Yunani ini. Yeshua sungguh telah menjadi DAGING seperti kita manusia, sehingga Yohanes menulis Injil Yohanes di Efesus dalam rangka perlawanan terhadap Gnostik (Injil Yohanes 1:14). Cara penjelasan Yohanes ini disebut teologi filsafat Aristotelian yang mengajarkan dari ATAS turun KEBAWAH. Sang Alaha itu sendiri atau sang LOGOS (Yoh.1:1-3) menjelma menjadi Manusia (ayat 14 dan 18).

Mengapa Yohanes harus memperingatkan jemaat Efesus dengan ajaran ini? Sebab mereka kebanyakan kaum Goyim yang bukan Saksi-saksi Sejarah saat Peristiwa Yeshua menjelma menjadi Anak Manusia; lahir, mati dan bangkit).

Pada abad ke-2 muncul ajaran yang sama di Iran yang diajarkan oleh nabi Mani yang katanya mendapatkan Penglihatan dan mengangkat dirinya sebagai Nabi, tetapi dengan ajaran berbeda bahwa Isa d’ Mashiha itu adalah mahluk Ciptaan dan bukan Alaha dan peristiwa kelahiran, kematian dan kebangkitan adalah maya! Sekarang pada zaman modern dihidupkan kembali ajaran ini lewat Mar Khabra Innai dari USA dengan sebutan Gereja Manikhean Ortodoks yang dalam sejarah dibantai oleh Gereja Byzantium Ortodoks dan Roma Katolik meminjam tangan kekaisaran Romawi Baru dan lenyap abad ke-7 M. 



Rasul Yohanes menasihati Jemaat Efesus agar tetap bertahan dan menguji roh-roh (ajaran-ajaran) asing yang masuk dan berusaha menelikung Iman mereka. Sebagian besar jemaah dipengaruhi oleh penatua jahat seperti Diotrefes (3 Yohanes 1:9-11) menghasut Ajaran Rasuli dengan gnostikisme ini. Mereka yang setia diingatkan bahwa mereka harus menguji semua ajaran-ajaran dan harus sadar bahwa ketika mereka dibaptis dengan Air dan Diurapi dengan Minyak sebagai Baptisan Roh Kudus (Yohanes 3:6; Matius 3:11) dan diteguhkan dengan METERAI ROH KUDUS / baptisan Api (Efesus 1:13-14; Matius 3:11) oleh Para Penatua (Qhasihanim ataupun Uskup) yang memiliki tahbisan suksesi rasuli dalam dirinya bahwa mereka Jemaah yang telah dimikveh Air, Urapan/Mshikha/ dan Pemeteraian Kudus tetap ada dalam diri mereka sebagai BENIH (1 Yohanes 3:9) dan BENIH ini harus ditumbuhkembangkan sampai mencapai KODRAT ILAHIAH (2 Petrus 1:4). Maka mereka yang telah menerima PENGURAPAN (Aramaik: Mshikhna) tetaplah ada dalam diri mereka karena sudah dimeteraikan, yang mereka terima dari para penatua yang memikveh, mengurapi dan memeteraikan mereka yang berasal dari Para Rasul dan dari Yeshua sendiri dan Roh Kudus pada Perayaan Savu’oth di Yerusalem ( Kisah 2).

Pengurapan Baptisan Roh Kudus dan pemeteraian tidak bisa diberikan baik itu oleh umat awam yang tak memiliki tahbisan suksesi rasuli ataupun Diakon yang telah ditahbiskan dalam suksesi rasuli, hanya Penatua atau Uskup yang bisa melayankan PENGURAPAN BAPTISAN ROH KUDUS INI seperti kita lihat contoh Diakon Filipus hanya bisa membaptis dengan Air (Kisah 8:12) tapi PENGURAPAN dengan Minyak disertai Tumpang Tangan bisa dilakukan hanya oleh Para Rasul (Kisah 8:17) . Tapi zaman modern serba kacau balau sejak abad ke-16 di Eropa dengan lahirnya Reformasi Protestantisme; ada banyak orang-orang berani membaptis orang lain tanpa memiliki tahbisan suksesi rasuli dan juga kelewat berani lagi mengurapi dengan minyak urapan tanpa punya tahbisan suksesi rasuli. Maran suatu hari akan menghakimi mereka semua. Saat mereka mati lalu dihakimi akan mendapatkan balasan yang setimpal dengan perbuatannya. 

Sekali lagi, rasul Yohanes menghibur jemaat di Efesus bahwa mereka tetap memiliki URAPAN dalam diri mereka sendiri (1 Yoh 2:27) sehingga mereka bisa membedakan mana pengikut Anti-Mshikha (anti-Kristus) dan yang bukan. Singkatnya, mereka yang telah pernah menerima Qadishot/sakramen Baptis Air, Peminyakan, dan Pemeteraian yang dilayankan Imam tertahbis rasuliah lalu murtad seperti Diotrefes adalah para pengikut anti-Mshikha, paling tidaknya anti-Rasuliah, anti-suksesi rasuli, anti-ajaran-ajaran Rasuli. Mereka dahulu adalah bagian Jemaat yang menerima pengurapan rasuli tapi kemudian murtad dengan mengikuti ajaran-ajaran non-Rasuli, seperti kelompok Gnostik (1 Yohanes 2:18-19).

ARTIKEL TERKAIT:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar