Visi
Visi atau Potret masa depan Gereja Nasrani Indonesia adalah sama dengan visi Keuskupan Orthodox Catholic Church of the New Age yaitu MEMPERSIAPKAN JALAN BAGI KEDATANGAN MARAN YESHUA KEDUA KALINYA. Penekanan mempersiapkan jalan ini bukanlah pada pengetahuan theologi melainkan pada karakter atau hati setiap jiwa.
Misi
Demi tercapainya Visi mempersiapkan jalan bagi Maran maka cara yang akan ditempuh oleh Gereja Nasrani Indonesia adalah sbb:
- Internal (kepada sesama umat Kristen):
a. Membangun komunikasi dengan sebanyak-banyaknya pemimpin Kristen lainnya,
b. Memberikan Tahbisan Rasuliah kepada para pemimpin Gereja Non Rasuliah supaya bisa bersama-sama melestarikan tradisi-tradisi kuno yang lama hilang dalam peribadatan tanpa pemaksaan untuk berada di dalam satu organisasi Gereja Nasrani Indonesia.
c. Memberikan edukasi tentang pentingnya Tahbisan Rasuliah (Smikha Haslikanuth) dan ajaran kuno lainnya di setiap Provinsi di Indonesia.
d. Membuat unit-unit usaha mandiri yang bisa membantu jemaat internal berkarya bagi bangsa dan negara. GNI tidak meminta-minta bantuan keuangan dari pihak manapun. Semua harus dikerjakan sendiri, sama sekali tidak ada proposal keliling untuk mengumpulkan dana.
e. Membuat Seminari sebagai pusat pendidikan Rohaniawan lokal di Indonesia.
f. Membuat Biara bagi Rohaniawan di usia emas memfokuskan diri dalam doa dan meditasi serta berkarya khusus bagi jemaat.
Pada poin 1b perlu ditekankan di sini bahwa GNI tidak pernah memaksakan seorang Rohaniawan dari organisasi gereja lain untuk meninggalkan gerejanya. Semua rohaniawan yang ingin mendapatkan Tahbisan Rasuliah ini bisa memintanya secara pribadi kepada Uskup GNI. Dengan niat tulus melayani Alaha tanpa ada embel-embel lain niscaya itu akan diberikan. Tentu saja, kami berharap itu tidak disalahartikan atau disalahgunakan. Semua rohaniawan harus rela memberi diri dibaptis air dan Roh Kudus oleh Uskup GNI serta memiliki gaya hidup LIMUDAH. Semua jemaat apalagi rohaniawan Nazarene harus menekankan moralitas di atas pengetahuan theologia. Moralitas atau karakter itu yang akan terlihat dari ucapan dan perbuatan. Percuma saja, jika ada seorang rohaniawan yang sangat pintar, menguasai semua Torah kitab dan tradisi namun berperangai negatif, sekali lagi percuma! Peganglah nilai-nilai LIMUDAH ini, dan belajarlah secara bertahap. MORALITAS JAUH LEBIH PENTING DARIPADA PENGETAHUAN. Mari kita berbuat kebaikan bersama bagi orang lain, kota, dan bangsa ini.
Pemuridan yang Yeshua canangkan bukanlah harus masuk ke dalam satu ruang organisasi yg sama. Dalam hal pengajaran, memang akan sangat sulit untuk menyamakan setiap pengajaran yang sudah berkembang di masyarakat secara berabad-abad. Oleh karena itu sikap saling menghormati di sini perlu ditekankan, setiap rohaniawan terutama uskup yang nantinya ditahbiskan harus mempertanggungjawabkan pengajarannya kepada Maran Yeshua. GNI tidak berusaha menyatukan ajaran atau menghakimi kesalahan pengajar lainnya. Tentu saja, GNI juga mengeluarkan pengajaran, namun ini tidak bermaksudkan untuk dipertentangkan atau diadu dalam arena debat karekan itu adalah hal yang sia-sia. GNI mendorong semua Rohaniawan untuk mendapatkan Tahbisan Rasuliah dan berbuah. Berbuah artinya tindakan atau moralitas kita berdampak nyata dan positif untuk orang di sekitar kita.
- Eksternal (kepada non Kristen):
membangun jembatan komunikasi dan persaudaraan kemanusiaan antara mahluk ciptaan TUHAN yang berbeda keyakinan dan agama untuk lebih meningkatkan moralitas umatnya masing-masing. Saling bertoleransi sesama umat beragama dan keyakinan berbeda, membangun kerjasama sosial gotong royong dalam pembangunan mental spiritual Warga Negara NKRI yang kokoh dan taqwa kepada sang Pencipta Maha Kuasa dengan Nama Keilahian yang mereka panggil masing-masing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar