Pak
Gery, sebelum membahas lbh lanjut apakah saya bisa secara sederhana merangkum
penjelasam Bapak sbb:
TANYA:
1.
Alaha/ Sesembahan Yang Maha Tinggi: sesuatu ato apalah itu tdk bisa dipahami
untuk dibandingkan/analogikan dg apapun yg ada di semesta ini.
JAWAB:
Tepat!
(Lihat, Yohanes 1:18; 1 Tim.6:16)
TANYA:
2.
Hubungan Bapa,Anak dan RohKudus yg otonomi saling bergantung seperti roh,jiwa
dan badan wadag manusia. Jadi bisakah sya simpulkan Bapa, Anak, RohKudus secara
sdrian itu bukan Alaha tetapi ketika secara kesatuan itulah Alaha? Ketika saya
menyebut Alaha itu artina menyebut ketiga2nya (Bapa, Anak dan Roh Kudus)?
Hubungan Bapa,Anak dan RohKudus yg otonomi saling bergantung seperti roh,jiwa
dan badan wadag manusia……..
JAWAB:
A. Hampir benar! Hanya sedikit tambahan
analogi Wadah, Jiwa dan Roh manusia kurang tepat sebab jika manusia mati roh
dan tubuh terpisah; roh-jiwa adalah kesatuan abadi yang dalam bahasa Mistik
Nasrani disebut “Kesadaran.” Jadi bagi kami yang tepat adalah “PIKIRAN, AKAL,
dan HIDUP ini analogi sejak zaman purba. Itu sudah pasti jika ada PIKIRAN pasti
punya AKAL supaya pikiran bisa berpikir dan ada harus ada HIDUP. Ini ilustrasi
paling tepat kesatuan tak terpisahkan selamanya.
B.
Makna kata “OTONOMI” yang dimaksud seperti kondisi otonomi AKAL dalam PIKIRAN
serta HIDUP, inilah yang disebut “ECHAD” (Compound Unity = Kesatuan Tunggal)
dalam “Shema Israel Mar-Yah Alaha kita Mar-Yah adalah Ekhad.” (Ulangan 6:4).
TANYA:
Jadi
bisakah saya simpulkan Bapa, Anak, RohKudus secara sedirian itu bukan Alaha
tetapi ketika secara kesatuan itulah Alaha?
JAWAB:
Tepat sekali. Ini berakar dari kata “ECHAD”
itu sendiri yang menjelaskan Kesatuan Ilahi Tunggal seperti dalam analogi:
PIKIRAN, AKAL, dan HIDUP seperti kita sebutkan di atas. PIKIRAN: Alaha sang
Bapa yang mengkonsep segala sesuatu … AKAL: Alaha sang Anak yang merealisasikan
segala sesuatu yang dikonsep sang PIKIRAN yang sekaligus melaksanakannya dalam
wujud nyata. Dimanifestasikan sesuai apa yang dikonsep oleh Pikiran melalui
Akal. HIDUP: Alaha sang Roh Kudus (bahasa Ibrani “Ruakh ha-Kodesh” atau Aramaik
“Rukha d’Kudsha” dalam jenis kelamin tata bahasa adalah jenis femina sehingga
kita bisa katakana sebagai analogi Alaha sang Bunda.
Sang Bunda adalah sisi
welas asih Alaha yang menginfuskan semua Kehidupan bagi Alaha sendiri dan alam
tercipta. Tanpa adanya sang Bunda Ilahi tidak ada yang bisa dijadikan sebab
tidak aka nada Kehidupan bagi Alaha itu sendiri dan semua yang hidup tercipta
dan tidak ada energy yang menghidupkan dalam alam semesta raya. Tiga Alahota
ini disebut Echad yang memiliki 3 Qnumeh: 1 Kyana 3 Qnumeh. Artinya 1 Blue
Print Keilahian 3 Kodrat yang berbeda tetapi TUNGGAL. Sehingga dalam teologi
Nasrani selalu berbicara ECHAD secara metode Ontologi dahulu barulah dijelaskan
BAGAIMANA EHAD itu dalam metode Epistemologi? Jadi kami tidak akan pernah
mengatakan sudut pandang TRINITAS atau TRITUNGGAL sebab tidak ada disebutkan
dalam Alkitab, Tradisi dan Wahyu, kecuali EKHADISME. TANYA: Ketika saya
menyebut Alaha itu artina menyebut ketiga2nya (Bapa, Anak dan RohKudus)? JAWAB:
Saat kita menyebut ALAHA adalah: sang Bapa, sang Anak, dan Roh Kudus.
TIGA
QNUMEH EHAD ini TIDAK TERCIPTA, sehingga kita tujukan “Doa hanya ditujukan
kepada Alaha saja” (Shahadat Ani Ma’amin butir 5). Namun, Alaha ini TAK
TERHAMPIRI sekalipun dalam bentuk doa kita akan hangus ditengah jalan, seperti
pesawat masuk kedalam matahari. (Ibrani 12:29; 1 Timotius 6:16). Tidak ada
satupun segala yang tercipta bisa menghampiri Alaha sekalipun pikiran kita atau
doa-doa kita semuanya tidak sampai sama sekali. Oleh karena itu, harus ada
MEDIATOR agar segalanya sampai kepada Alaha melalui PERWAKILAN.
Contoh, mengapa
bumi kita tidak terbakar oleh matahari? Oleh sebab ada lapisan-lapisan di
atmosfir bumi yang memfilter segala sinar matahari ke bumi dan ada beberapa
lapisan atmosfir seperti ionofer, stratosfer, dll. Itulah sebabnya Alaha
menciptakan GAMBAR ALAHA sebagai Ciptaan SULUNG dari segala sesuatu … 1:15 Ia
[Yeshua] adalah gambar Alaha yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama
dari segala yang diciptakan, 1:16 karena di dalam Dialah telah diciptakan
segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang
tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun
penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia. 1:17 Ia ada terlebih
dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam Dia. 1:18 Ialah
kepala tubuh, yaitu jemaat. Ialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara
orang mati, sehingga Ia yang lebih utama dalam segala sesuatu. 1:19 Karena
seluruh kepenuhan Alaha berkenan diam di dalam Dia, 1:20 dan oleh Dialah Ia
memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun
yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Mshikha. –
Igeret Kolose 1:15-20
TANYA:
Apa Gambar Alaha?
JAWAB:
Rancang Bangun (Blue Print) atau
seringkali disebut “IDE” (gagasan). Seorang arsitek harus punya “ide” dahulu
kemudian memikirkan “rancang bangun” lanjutan dari ide yang ada dalam Akal di
dalam Pikirannya. Dalam bahasa teologi budaya Yunani disebut “LOGOS” berbeda
dengan MILTHA dalam bahasa Aramaik. Ide dan Rancang Bangun ini dirancang atau
dikonsep oleh PIKIRAN (Alaha sang Bapa)melalui AKAL (sang Anak), sehingga
proses karya cipta itu semuanya harus dipolakan terlebih dahulu dalam Akal
sehingga POLA ini disebut SULUNG karena menjadi landasan sesgala sesuatu dan
dalam Pola itulah diciptakan segala sesuatu. Pola ini ada dalam Akal yang juga
didalam Pikiran itu sendiri. Tetapi “Pola” ini bukan Alaha sang Anak atau Alaha
sang Bapa melainkan “Ciptaan” Alaha yang disebut oleh Rav Shaul sebagai “GAMBAR
ALAHA” (Lihat, 1:15 Ia [Yeshua] adalah gambar Alaha yang tidak kelihatan, yang
sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan), Ia yang dimaksud adalah
Gambar Alaha yang merujuk kepada POLA yang ada dalam sang Anak sehingga disapa
sebagai SULUNG (Aramaik: “Ilmashalwah”), sehingga Gambar Alaha ini disebut
ciptaan yang sulung barulah menyusul berikutnya baik yang kelihatan dan tak
kelihatan (Kejadian 1:1).
Jadi dalam kaitan dengan manusia Gambar Alaha itu
adalah yang Sulung sebagai saudara tertua kita semua dan kita
saudara-saudarinya: Roma 8:29 Sebab semua orang dipilih-Nya dari semula, mereka
juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya,
supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara. Dalam
Roma 8:29 lebih jauh pikiran mistis Rav Shaul lebih mendalam menelisik masuk ke
seberang akal budi manusia, masuk tataran metafisik Keilahian. Gambar Alaha
diciptakan dalam AKAL (Anak Alaha) sekaligus adalah karya Penjelmaan sang Anak
menjadi Gambar Alaha itu sendiri sebelum adanya Ruang dan Waktu. Di sini Alaha
sang Anak sudah mengsoongkan diri-Nya menjadi Gambar Alaha yang ciptakan-Nya
itu, sehingga dalam bahasa kitab suci mengatakan sang Anak adalah Gambar Alaha
dalam DUA KODRAT TERCIPTA DAN TIDAK TERCIPTA. Jadi PENJELMAAN sudah terjadi
sebelum Alaha menciptakan Langit dan Bumi (Kejadian 1:1).
Dengan demikian
tepatlah dikatakan bahwa segala sesuatu diciptakan dalam, melalui oleh sang
Anak … “Segala sesuatu ada melalui tanganNya; dan tanpa Dia, tidak ada sesuatu
apapun yang ada.” (Yohanes 1:3 Peshitta) Kolose 1:16 karena di dalam Dialah
telah diciptakan segala sesuatu… Di mana Alaha sang bapa, Anak, dan Roh Kudus
menciptakan? Jawab: Dalam WADAH TERCIPTA, yakni GAMBAR ALAHA. Di mana Gambar
Alaha itu? Jawab: Dalam sang Anak (AKAL). Dengan demikian tepat perkatakan
Kitab Bereshit - Peshitta JPS berkata, 1:26 [Dan Alaha berkata:’Marilah KITA
menciptakan manusia dalam GAMBAR KITA, serupa dengan [gambar Kita]; …. Alaha
menciptakan manusia serupa gambar Siapa? Jawab: Gambar-Nya yang sudah dipolakan
sebelumnya, sebelum ada ruang dan waktu. [Baca kembali, 1:16 karena di dalam
Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi,
yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik
pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.
1:17 Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu dan segala sesuatu ada di dalam
Dia]. Gambar Alaha ini ada di dalam sang Anak sekaligus sang Anak menjelma
dalam Gambar Alaha itu sendiri. Jadi yang disebut TEOFANI (berbagai penjelmaan
sang Anak: dalam bentuk Malakh YHWH, bentuk Suara di taman Eden, Tiang Awan –
Tiang Api, Guntur dan Api di gunung Sinai, Api menyala di semak belukar Midian,
berupa manusia, Imam Melkisedek, dll., terakhir terlahir menjadi Anak Manusia
diberi nama Yeshua] bukan pertama terjadi di bumi, tetapi sebelum ada Ruang dan
Waktu.
Itulah sebabnya penulis Surat Ibrani mengatakan: 1:1 Setelah pada zaman
PURBAKALA Alaha berulang kali dan dalam PELBAGAI CARA berbicara kepada nenek
moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, 1:2 maka pada zaman akhir ini Ia
telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan
sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Alaha telah menjadikan
alam semesta. 1:3 Ia adalah cahaya kemuliaan Alaha dan GAMBAR WUJUD ALAHA dan
menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia
selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di
tempat yang tinggi, 1:4 jauh lebih tinggi dari pada malaikat-malaikat, sama
seperti nama yang dikaruniakan kepada-Nya jauh lebih indah dari pada nama
mereka. – Ibrani 1:1-4 Oleh karena itu PERISTIWA PENGOSONGAN DIRI ALAHA SUDAH
TERJADI SEBELUM PENJELMAAN DI BUMI (FILIPI 2:7)sehingga ketika Yeshua berkata:
… Aku di dalam MEREKA dan Engkau (sang Bapa) di dalam Aku… (Yohanes 17:23);
harus dipahami ‘pemanunggalan Khalik dan Manusia” tidak mungkin terjadi sebab
berbeda kodrat antara MINYAK dan AIR. Yeshua berkata “…ENGKAU [sang Bapa] di
dalam AKU” adalah pemanunggalan antara MINYAK dan MINYAK menjadi satu.
TANYA:
Lalu
bagaimana kita manunggal dengan sang Anak?
JAWAB:
Kita
manunggal dalam Gambar Alaha yang adalah penjelmaan sang Anak itu sendiri sebab
Keilahian-Nya telah difilter/dikosongkan sehingga kita bisa manunggal dalam
Gambar Alaha ini. Inilah yang dimaksudkan Pemanunggalan dalam konsep Alkitab
seperti istilah bahasa Jawa: “Manunggaling kawula Gusti,” adalah konsep agama
Kejawen. Arti harafiahnya adalah "bersatunya abdi dengan Tuan – atau
bersatunya Manusia dengan Tuhan."
Pemahaman ini sudah dilakukan oleh
Yeshua Mshikha sendiri: GAMBAR ALAHA – SANG ANAK sebelum ada Ruang dan Waktu
dan MANUSIA – ALAHA setelah menjelma di bumi. Penjelmaan Gambar Alaha untuk
menjembatani segala mahluk rohaniah sorgawi dan Penjelmaan Manusia – Alaha =
Yeshua Mshikha untuk menjembatani antara Alaha dan Manusia sebab Alaha
menciptakan Langit (Ibrani: Shamayim = lapisan-lapisan jagat rohaniah] dan Bumi
[tatanana alam semesta fisik, termasuk manusia]. 1 Timotius 2:5 Kita semua
manusia akan kembali menyatu dengan Kemanusiaan Yeshua sebab kita manusia yang
tak mungkin menyatu dengan Keilahian-Nya. Kemanusiaan kita menyatu dengan
Kemanusiaan sang Anak = Yeshua akan menyatu dengan Gambar Alaha tercipta itu,
Yeshua dalam Kemanusiaan atau Gambar Alaha dan kita “Gambar-gambar Alaha” dalam
Dia (Galatia 3:27-28) Yeshua adalah bahasa budaya manusia Ibrani di mana Ia
dilahirkan dan mengambil kedagingan manusia melalui Miriam 2000 tahun lalu.
Jadi saat kita menyebut atau memanggil Yeshua ada Dua Kodrat dalam diri-Nya:
Kemanusiaan yang tak boleh disembah tapi dihormati, dan Keilahian-Nya sebagai
sang Anak yang mutlak kita sembah. Jadi saat berpikir tentang Maran Yeshua dua
dimensi berbeda sekaligus kita devosikan secara terpisah tapi manunggal!
TERPISAH TAPI TUNGGAL ini adalah bahasa ungkapan paradoksal (seolah-olah
bertentangan tapi tidak). Jika kita memisahkan mutlak antara Kemanusiaan dan
Keilahian maka kita akan murtad seperti sekte Saksi Jehova yang melepaskan
Keilahian Yeshua hanya kemanusiaannya sama seperti Arianisme, Ebionitisme dan
Islam.
Meleburnya antara Manusia dan Keilahian sehingga musryk kafir adalah
keyakinan Kristen Pentakostalisme dengan ajaran sesatnya; Bapa , Anak, dan Roh
Kudus yaitu Yesus!
TANYA:
Bagaimana kita manunggal dengan KEMANUSIAAN YESHUA DALAM
SANG ANAK?
JAWAB:
Ada beberapa langkah yang harus dilakukan;
1. Percaya
kepada-Nya sebagai MarYah Alaha yang secara singkat disebutkan oleh rasul
Thomas “Mari W’Alahi” (Tuhanku dan Alahaku) – Yohanes 20:28. Dia adalah jalan
Keselamatan bagi manusia yang berdosa (Yohanes 14:6), dll.
2. Percaya saja
tidak cukup, sebab setan-setan lebih percaya dari pada manusia (Yakobus 2:19),
maka BEROBATLAH DENGAN SUNGGUH-SUNGGUH DENGAN BERUBAH PERILAKU (Kolose 3:5-17)…
TURUTI PERINTAH-PERINTAHNYA (Yohanes 14:15; 15:14)
3. Hendaklah dibaptis
sebagai tanda pertobatan (Matius 3:7-10) dengan baptisan Air.
A. Siapa yang
berhak membaptis? Jawab: hanya Imam Harun seperti Yohanes Pembaptis. Namun, Imam-imam
Harun sudah tidak ada lagi.
B. Para Rasul yang membaptis (baca, Yohanes 4:1-2;
Kisah 2:36-41; 16:30-33) dan tidak ada tercatat satu ayatpun dalam Alkitab
bahwa “ORANG AWAM YANG TIDAK DITAHBISKAN PARA RASUL BOLEH MEMBAPTIS.”
TANYA:
Mengapa
Para Rasul Boleh membaptis?
JAWAB:
Mereka telah ditahbiskan oleh Maran Yeshua …
Ia mentahbiskan/Semikhah [LAI – menetapkan. Terjemahan Peshitta aslinya,
“mentahbiskan”] Dua Belas orang untuk menyertai Dia dan diutus-Nya mewartakan
Injil dan diberiNya kuasa untuk mengusir setan,… Injil Markus 3;14-15 Peshitta
AESV C. Para Rasul mentahbiskan para pengganti mereka untuk melakukan tugas dan
tanggungjawab pelayanan: 23 Dan mereka [Para Rasul] MENTAHBISKAN bagi pengganti
mereka Zakanim ("rabrabe" atau “rabbanim” atau “Qashanim” = Para
Penatua) di tiap jemaat, saat itu mereka berpuasa bersama dengan mereka dan
tselootha [berdoa dengan aturan tertentu], dan mempercayakan Zakanim ini kepada
Maran kita yang dalam Dia mereka percaya. – Kisah Para Rasul 14:23 Peshitta
AESV
4. Setelah dimekveh / dibaptis dengan AIR Tanda Pertobatan oleh Pengganti
Rasul (Uskup, Imam, dan Diakon), kemudian mereka harus DIMINYAKI dan TUMPANG
TANGAN TANDA BAPTISAN ROH KUDUS (Matius 3:11) untuk menanamkan BENIH ILAHI
dalam diri orang percaya (1 Yohanes 3:9) sehingga orang percaya ini Lahir Baru
melalui Air dan Roh (Yohanes 3:6-9) sehingga menjadi Anak-anak Alaha (Yohanes
1:12) dan menjadi “warganegara Kerajaan Sorga (Filipi 3:20) 5. Setelah kita
Diurapi dengan Minyak Urapan, selanjutnya DIMETERAIKAN dengan API (Matius 3:11;
Efesus 1:13-14) sebagai TANDA MILIK ALAHA (Yehezkiel 9:4-6; Wahyu 7:3;
9:4;14:1) LAI salah terjemah dengan huruf “T” (Ibrani “Taw” atau “Tav” dalam
bahasa Aramaik adalah Tanda Salib “”).
Mereka yang dimeteraikan di dahi mereka
ini oleh Imam Tertahbis Suksesi Rasuliah adalah Milik Alaha dengan ritus kuno
seperti yang diajarkan Yeshua dan para Rasul. Gereja-gereja Protestan umumnya
tak mengenal Ritus no:3,4, dan 5. Mereka membuat-buat sendiri tata cara
membaptis sehingga menjadi perdebatan dan perpecahan yang tak ada gunanya.
Semua Tata Cara Sudah Diajarkan Para Rasul kepada Jemaat Rasuliah. Oleh karena
putus kesinambungan dengan Kekeristenan Reformasi Protestan dan ribuan
sekte-sektenya merekayasa sendiri Bagaimana caranya membaptis dengan TAFSIR
ALKITAB SAJA. CATATAN: “Minyak Urapan” adalah sesuatu yang tak putus sepanjang
sejarah selama 2000 tahun sejak Para Rasul. Minyak Urapan ini dikonsekrasi oleh
Para Rasul saat perayaan Pesakh 14 Nisan, kemudiaan saat Para Rasul
mentahbiskannya menjadi pengganti rasul, seorang uskup akan diberikan 3 jenis
minyak Urapan Kudus dan setelah Para Rasul wafat semua Para Pengganti Rasul,
yaitu Para Uskup ini mengkonsekrasi minyak baru pada perayaan Pesakh Rabu malam
Kamis dengan mencampurkan minyak sebelumnya yang dari para rasul.
Demikianlah
seterusnya 3 Jenis Minyak ini diterus sampaikan dari satu Uskup ke uskup baru
tertahbis tanpa putus sampai hari ini. Jadi kalau ada orang membuat minyak
urapan sendiri tidak terkait kepada Para Rasul, maka minyak urapan tersebut
adalah palsu!!! Sekalipun ada mujizat terjadi, kita meragukan siapa yang
melakukan mujizat itu???? IBLIS pun adalah PENIRU YANG PALING HEBAT DAN PENIPU
YANG ULUNG.
5. Setelah dimikveh AIR, MINYAK, dan DIMETERAIKAN, maka mereka sah
sebagai Anak-anak Alaha, maka mereka disambut dalam Perjamuan Anak Domba Alaha
(Wahyu 19:9; Yohanes 6:48-56). Di sinilah proses pemanunggalan mulai terjadi
dengan Yeshua Mshikha, di mana Ia dalam kita dan kita dalam Dia.
6. Keselamatan
harus terus diusahakan sampai hembusan nafas yang terakhir ….. Filipi 2:12 Hai
saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah
kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar. Dan haruslah kita terus
MEMBASUH JUBAH PUTIH kita seperti saat dosa-dosa kita dihapuskan saat bertobat,
saat kita dibaptis (Wahyu 22:14) agar kita kembali kepada kodrat Ilahi atau
fitrah kemanusiaan kita semula seperti kertas putih bersih (2 Petrus 1:14).
Iman tanpa perbuatan adalah mati – Iman tanpa Torah adalah sia-sia (Yakobus
2:26).
7. Ingat, hukum Tabur Tuai tetap berlaku meskipun kita sudah
diselamatkan! Sebab apa yang kita tabur secara daging akan kita tabur dalam
daging! Namun, keselamatan rohaniah kita tertap terjadi tetapi hutang harus
tetap dibayar! (Galatia 6:7-8). Tidak ada alasan melarikan diri dari
tanggungjawab …
TANYA:
Ketika
saya menyebut Alaha itu artina menyebut ketiga2nya (Bapa, Anak dan RohKudus)?
JAWAB:
Ya.
Rav Shaul sudah mengajarkan: Kolose 1:19 Karena seluruh kepenuhan Alaha
berkenan diam di dalam Dia. Dan Yeshua mengatakan kepada rasul Filipus: …Barang
siapa telah melihat Aku telah melihat Bapa… Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam
Aku (Yohanes 14:9-13) dan Roh Kudus keluar dari sang Bapa … (Yohanes 15:26).
Jadi saat kita menyebut salah satu Qnume Alaha entahkan sang Bapa, atau sang
Anak atau sang Roh Kudus sudah memanggil Ketiga Qnume Echad tersebut. Untuk
bisa gayung bersambut di mana kita berkomunikasi dengan Alaha dan Alaha
berkomunikasi dengan kita harus MELALUI KEMANUNGGALN YESHUA MSHIKHA SEBAGAI
MEDIATOR KITA. Yeshua Mshikha sebagai Mediator dari sisi Alaha dan Yeshua
sebagai mediator sisi manusia dan jembatan penghubung antara Alaha dan Manusia
adalah Yeshua Mshikha! Inilah jawaban saya, semoga bisa menambah wawasan bapak.
Dan jika tidak paham jangan cepat-cepat ambil kesimpulan agar jangan bapak
dengan mudah mengatakan: sesat pada hal kurang pemahaman. Ini seringkali
terjadi saat membaca suatu tulisan terlalu mudah mempersalahkan tetapi tidak
mudah kita introspeksi diri. Saya percaya bapak bukan orang semacam ini. Semoga
Alaha menolong bapak untuk memahaminya dengan baik. Salam untuk semua keluarga
bapak, kiranya rahmat-Nya melawat bapak sekeluarga. Amin.
Beshora Shleeha Mar
Thoma berkata: 1 Yeshua berkata kepada murid-muridNya:
"Dia yang bisa
memahami sepenuhnya perkataan-perkataan tidak akan mencicipi maut.” 2 "Dia
yang mencari, biarlah jangan berhenti mencari hingga dia menemukan; dan ketika
dia menemukan dia akan jadi gundah, dan jika dia mengalami kegundahan, dia akan
diherankan, dan dia akan punya kuasa atas segala sesuatu." (Beshora Mar
Thoma 1:1-2 Peshitta AESV)
Wa Aleikhem Shalom,
Fr.
Nicholas Toruan, CKC