Kamis, 28 April 2016

MENGAKU-NGAKU NASRANI

Apa tanggapan umat Nazarene Indonesia terhadap umat Kristen yang mengaku-ngaku sebagai pewaris ajaran Nasrani abad pertama juga?

Jawab:
Biasa saja. Nama ‘Nasrani’ atau ‘Nazarene’ itu tidak dipantenkan, siapa saja bisa memakainya. Kalau ada yang mengaku-ngaku membawa ajaran awal juga seperti kami ya silahkan saja. Kalau nanti diteliti kan akan terlihat jauh perbedaannya. Tidak akan sama. Kami melestarikan tradisi-tradisi kuno, mereka anti tradisi biasanya. Kami memelihara naskah-naskah kuno kitab, mereka hanya beli kitab dari toko buku. Kami melayangkan qadishotim, mereka tidak paham apapun tentang qadishot ini. Kami memakai liturgy ibadah Nasrani th 50 Masehi, mereka toh membuat liturgy modern mereka sendiri. Kami memiliki jenjang keimamatan, mereka tidak. Kami tahu seluk-beluk sejarah dan para pemimpin Kristen awal, mereka tidak. Masih banyak lagi perbedaannya.

Pada dasarnya kami sangat menghargai perbedaan ini, kami juga menghargai keinginan mereka untuk meyakini ajaran paling awal Kekristenan. Kami juga punya keinginan yang sama, meyakini dan terus melestarikan ajaran awal. Hanya saja kami lebih beruntung, mengapa? Karena kami tahu lebih dahulu ajaran awal ini, ya hanya tahu lebih dahulu. Saat ini mereka belum sadar bahwa apa yang mereka yakini adalah ajaran modern, ajaran baru. Itu karena mereka tidak punya pembanding saja. Kalau mau perhatikan ajaran kami dan membandingkan dengan jujur ajarannya dgn ajaran turun-temurun kami, tentunya mereka akan sadar. Tapi itu tidak akan mudah.

Terkadang, orang akan merasa lebih nyaman kalau salah tapi salah bersama-sama. Apalagi kalau sudah berada di zona nyaman. Kendati disodorkan banyak bukti, tidak akan beranjak dari zona tersebut. Mereka sudah meyakini bahwa mereka sudah pasti benar dan lainnya yang bias. Kepada orang macam ini, kami tidak tertarik untuk mengajar. Kami tidak akan membuang-buang waktu kami untuk berbicara kepada mereka yang memang sudah mencap kami salah. Tapi kami akan luangkan waktu kepada mereka yang memang ingin belajar, ingin tahu sejarah, ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi pada para pemimpin Kristen awal. Kepada mereka yang antusias untuk menggali kebenaranlah kami ada di sini.

Saya melihat, ada banyak rohaniawan Kristen juga yang tidak sadar bahwa dia itu berada dalam pengajaran yang berbeda dengan ajaran awal. Mereka hanya menerima dari para pemimpin mereka yang sama-sama tidak sadar bahwa mereka tidak punya hubungan dengan kaum Nazarene awal. Padahal, mereka punya hati melayani, penuh pengorbanan, tabah, taat, dan kuat dalam iman mereka. Kami berdoa supaya mata hati mereka terbuka, paling tidak ya mereka punya hasrat/penasaran dengan ajaran di luar mereka. Selebihnya, kami tidak boleh memaksakan ajaran ini kepada mereka. Biar saja, semua akan punya waktu untuk mendengar kabar baik ini. Kalau tidak dari kami, ya dari yang lain. Gereja Nasrani Indonesia (GNI) bukanlah satu-satunya pewaris ajaran kuno Nazarene.

Bukanlah semua orang harus tahu kebenaran? Kalau tidak tahu lalu mereka mati, bukankah mereka akan disiksa di dalam api neraka selama-lamanya? Tidak juga. Kata ‘api’ dalam neraka berbeda dengan api di dapur yang sering kita lihat. Itu hanya kiasan saja, supaya manusia tidak ke neraka. Ada banyak kata kiasan dalam kitab-kitab Injil. Jangan diartikan apa adanya. Ajaran Nazarene, tidak mengajarkan hukuman kekal, tp keselamatan bagi semua jiwa (universalism).

Semua jiwa setiap saat terus disempurnakan, terus menaiki tangga penyempurnaan. Setiap detik, setiap menit, setiap hari. Semua jiwa terus diuji, sampai lulus artinya dia lebih baik, sedang menuju sempurna. Bahkan di dalam 1 siklus kehidupan, suatu jiwa belum tentu bisa langsung layak untuk menerobos alam sorgawi dan hidup di sana. Ada yang perlu 10 siklus kehidupan, ada yang 15, ada yang berpuluh-puluh kali. Sampai semua karma buruk yang dihasilkan oleh perbuatan buruk mereka bernilai 0. Yg ada adalah karma baik dari perbuatan baik. Semua jiwa berhak untuk mengulangi kehidupan mereka di bumi, dengan kata lain mengalami reinkarnasi. Tidak ada yang namanya, sekali kehidupan saja, dinilai lalu kalau tidak sorga maka dimasukkan ke api neraka, digoreng, direbus selamanya. Itu bukan ajaran Nazarene awal. Ajaran Nazarene berasal dari Judaism, jadi Judaism juga tidak mengajarkan penghakiman kekal yang meniadakan sifat kasih Tuhan. Judaism dan Nasrani mengajarkan proses penyempurnaan sampai masuk ke Olam Haba (Dunia Baru yang akan dating). Untuk sampai ke sana, semua jiwa akan mengalami reinkarnasi.

Jadi, untuk apa orang dipaksa-paksa untuk memahami ajaran Nazarene ini? Itu hal yg sia-sia. Nanti akan ada waktunya seseorang itu akan menyadari bahwa apa yang diyakininya itu sudah di luar jalur. Nah, di saat itulah kami bisa masuk dan menjelaskan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka. Kami lapang dada saja terhadap mereka yang tidak punya hubungan apa-apa dengan Jemaat Perdana namun klaim sebagai umat Nasrani di Indonesia. Biarkan saja mereka dalam ketidakpahaman mereka itu saat ini. Yang pasti adalah, kami berbeda dengan mereka dan jika ada yang ingin bertanya tentang seluk-beluk ajaran Nazarene, kami ada di sini. Titik.

Salam,
Shm Aldo 











ARTIKEL TERKAIT:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar