Jumat, 11 Maret 2016

TLA QNUME (ARAMAIK) atau TRIUNE GOD (ENGLIGH) atau TRINITAS (INDONESIA)


Gb. Alaha Ekhad Tla-Qnumeh, sumber: GNI design

TLITHAYUTHA (TRIUNE GOD). Dalam budaya Yahudi, asal mula ajaran Nazarene, Alaha itu tidak pernah dipandang sebagai PRIBADI (Aram: persopa), hanya manusia saja yang memiliki pribadi. Roh Kudus adalah aspek (Aram: Qnume) dari Alaha. Karena Roh dalam Aramaik (Rukha) dan Ibrani (Ruakh) bergender Feminim maka bisa dikatakan bahwa Roh Kudus adalah Aspek Wanita dari Alaha.
apa itu adalah ASPEK Ayah dari Alaha à ALAHA BAPA
Yeshua itu adalah ASPEK Anak dari Alaha à ALAHA ANAK
Roh Kudus adalah ASPEK Ibu dari Alaha, à ALAHA BUNDA.
Karena ada aspek wanita atau keibuan dari Alaha, oleh karena itu Alaha bisa bertindak seperti seorang bunda di suatu rumah tangga, seperti menghibur, mengajar, dan mengayomi. Dengan kejelasan bahwa Roh Kudus ini bergender wanita, kata ganti sosok ini dalam bahasa Inggris adalah ‘She’, bukan ‘It’ atau ‘He’.

Ketiga aspek ini adalah sama-sama Alaha. Ini adalah Alaha YG SATU (Ibr: EKHAD) bukan 3. Tidak ada 3 Alaha, sebab Alaha itu hanya 1. Tiga aspek dalam SATU ALAHA ini disebut sebagai ‘Tla-qnumeh’ atau ‘Tlithayutha’ (Eng: Triun God). Di dalam budaya Helenis Yunani yang tidak memahami cara pandang Alaha (Yun: Theos) yang berbeda, memandang bahwa Theos itu adalah SATU dengan 3 PRIBADI. Sosok Roh Kudus adalah sosok YG NETRAL, tidak punya gender. Jadi dalam kacamata mereka, sebutan Roh Kudus sebagai ALAHA BUNDA itu asing dan bisa disebut sebagai sesat. Untuk memahami kitab suci Nazarene dengan baik, jangan pakai sudut pandang Helenis Yunani, para rasul awal tidak berbahasa Yunani. Yeshua dan para rasul berbahasa Aramaic kuno yang disebut ‘leeshana Atiqah’ (logat kuno).

BUNDA GEREJA ITU ROH KUDUS
Siapakah Bunda Gereja? Kalau Roma Katolik yang berangkat dari sudut pandang Latinisme berani klaim bahwa mereka adalah Bunda Gereja, bagi kami yang melihat dari kacamata semitik Nazarene maka hal itu kurang tepat. Yang bisa disebut sebagai BUNDA GEREJA atau BUNDA JEMAAT adalah Roh Kudus sendiri. Mengapa? Karena Dialah yang ‘melahirkan’ seseorang saat mereka masuk ke dalam Jemaat Perdana. Seorang ketekumen yang dibaptis air lalu masuk ke dalam ritual baptisan Roh Kudus (Mshikna), mereka akan diberikan peminyakan di dahi sehingga layak disebut Pengikut Yang Diurapi (Aram: Mshikaye). Minyak adalah simbol dari Roh Kudus. Oleh karena itu yang melahirkan jemaat itu adalah Roh Kudus, dan BUNDA JEMAAT/GEREJA ADALAH ROH KUDUS sendiri. Roma Katolik bukanlah gereja dengan nuansa semitik, oleh karena itu tidak akan bisa menerima pandangan Roh Kudus itu aspek wanita dari Alaha seperti halnya sudut pandang Helenis pada Gereja Byzantium Yunani.

MIRIAM ADALAH BUNDA MSHIKHA (IMAMSHIKA)
Merembet dari hal kata ‘BUNDA’, gereja dengan sudut pandang Helenis dan Latinisme, sama-sama menyatakan bahwa Mirian (Maria) adalah BUNDA ALAHA. Ini dalam sudut pandang semitik, tentu saja bertabrakan dengan pemahaman bahwa Roh Kuduslah SANG BUNDA. Sementara Miriam disebut BUNDA MSHIKHA atau Bunda Maran tepat seperti yang tercatat di dalam

Luk 1:43 Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?
Luk 1: 43 Peshitta ܐܝܡܟܐ ܠܝ ܗܕܐ ܕܐܡܗ ܕܡܪܝ ܬܐܬܐ ܠܘܬܝ
Perhatikanlah frasa ‘Ibu Tuhan’ di sana, itu bukan ‘Ibu Alaha atau ‘Ibu Allah’. Frasa ‘Ibu Tuhan’ sama saja dengan ‘Bunda Tuan’ atau ‘BUNDA MARAN’.
Bunda Tuhan/Tuan dalam Yunani: metter to Kuriouàini yang tercatat di dalam Luk 1:43.
Bunda Allah dalam Yunani: metter tou Theos.
Bunda Tuan/Maran dalam Peshitta: imaMaran (ܕܡܪܝ ܕܐܡܗ) àini yang tercatat dalam Luk 1:43
Bunda Allah/Alaha dalam Peshita: imaAlaha.
Jadi kalau kebenaran ini dilihat baik dari sumber injil Lukas Yunani dan Aramaik Peshitta, keduanya membenarkan bahwa Miriam adalah Bunda Maran atau Bunda Mshikha sebenarnya.

Akibat perbedaan sudut pandang, pebedaan ajaran Miriam ini berkelanjutan. Roma Katolik mengajarkan bahwa Miriam adalah RATU SORGAWI yang sama-sama memerintah di Sorga[1]. Ini sangat ditentang dalam kacamata semitik Mshikaye! Bahkan banyak Gereja Rasuliah lain yang tidak berhaluan semitik juga menolak seperti Orthodox Coptic. Yang memerintah di Sorga (Ibr: SHAMAYIM) hanyalah Alaha! Jadi, Tla-Qnumeh (Eng: Triun God), Alaha yang SATU. Miriam bukanlah pemerintah apapun alasannya. Miriam berkedudukan yang sama dengan Kadosa lain yang sudah wafat seperti para rasul. Perbedaan sudut pandang telah menyebabkan adanya jurang perbedaan ajaran, yang berkuasa dengan politiknya menyingkirkan yang kecil dan menekannya. Yang berkuasa sempat terlihat benar, namun kebenaran semitik tidak bisa punah oleh waktu. Sekarang semua tidak bisa ditutupi, suara-suara pengajaran yang benar tidak bisa dibungkam oleh senjata lagi. Pahamilah kitab suci Nazarene dari kacamata yang benar. Pakailah budaya semitik bukan Helenis atau Latinisme.





[1] Dictionary of Mary, Catholic Book Publishing Co., New York, 1985, hal283-284

ARTIKEL TERKAIT:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar