Gb. Alaha Ekhad Tla-Qnumeh, sumber: GNI design
TLITHAYUTHA (TRIUNE GOD). Dalam budaya Yahudi, asal mula ajaran Nazarene, Alaha itu tidak
pernah dipandang sebagai PRIBADI (Aram: persopa), hanya manusia saja yang
memiliki pribadi. Roh Kudus adalah aspek (Aram: Qnume) dari Alaha. Karena Roh dalam Aramaik (Rukha)
dan Ibrani (Ruakh) bergender Feminim maka bisa dikatakan bahwa Roh Kudus adalah
Aspek Wanita dari Alaha.
apa itu adalah ASPEK Ayah
dari Alaha à ALAHA BAPA
Yeshua itu adalah ASPEK
Anak dari Alaha à ALAHA ANAK
Roh Kudus adalah ASPEK Ibu
dari Alaha, à ALAHA BUNDA.
Karena ada aspek wanita
atau keibuan dari Alaha, oleh karena
itu Alaha bisa bertindak seperti
seorang bunda di suatu rumah tangga, seperti menghibur, mengajar, dan
mengayomi. Dengan kejelasan bahwa Roh Kudus ini bergender wanita, kata ganti
sosok ini dalam bahasa Inggris adalah ‘She’, bukan ‘It’ atau ‘He’.
Ketiga aspek ini adalah
sama-sama Alaha. Ini adalah Alaha YG SATU (Ibr: EKHAD) bukan 3. Tidak ada 3 Alaha,
sebab Alaha itu hanya 1. Tiga aspek
dalam SATU ALAHA ini disebut sebagai
‘Tla-qnumeh’ atau ‘Tlithayutha’ (Eng: Triun God). Di dalam budaya Helenis
Yunani yang tidak memahami cara pandang Alaha
(Yun: Theos) yang berbeda, memandang bahwa Theos itu adalah SATU dengan 3
PRIBADI. Sosok Roh Kudus adalah sosok YG NETRAL, tidak punya gender. Jadi dalam
kacamata mereka, sebutan Roh Kudus sebagai ALAHA
BUNDA itu asing dan bisa disebut sebagai sesat. Untuk memahami kitab suci Nazarene dengan baik, jangan pakai sudut
pandang Helenis Yunani, para rasul awal tidak berbahasa Yunani. Yeshua dan para
rasul berbahasa Aramaic kuno yang disebut ‘leeshana Atiqah’ (logat kuno).
BUNDA GEREJA ITU ROH KUDUS
Siapakah Bunda Gereja?
Kalau Roma Katolik yang berangkat dari sudut pandang Latinisme berani klaim
bahwa mereka adalah Bunda Gereja, bagi kami yang melihat dari kacamata semitik Nazarene maka hal itu kurang tepat. Yang
bisa disebut sebagai BUNDA GEREJA atau BUNDA JEMAAT adalah Roh Kudus sendiri.
Mengapa? Karena Dialah yang ‘melahirkan’ seseorang saat mereka masuk ke dalam
Jemaat Perdana. Seorang ketekumen yang dibaptis air lalu masuk ke dalam ritual
baptisan Roh Kudus (Mshikna), mereka akan diberikan peminyakan di dahi sehingga
layak disebut Pengikut Yang Diurapi (Aram: Mshikaye).
Minyak adalah simbol dari Roh Kudus. Oleh karena itu yang melahirkan jemaat itu
adalah Roh Kudus, dan BUNDA JEMAAT/GEREJA ADALAH ROH KUDUS sendiri. Roma
Katolik bukanlah gereja dengan nuansa semitik, oleh karena itu tidak akan bisa
menerima pandangan Roh Kudus itu aspek wanita dari Alaha seperti halnya sudut pandang Helenis pada Gereja Byzantium
Yunani.
MIRIAM ADALAH BUNDA MSHIKHA (IMAMSHIKA)
Merembet dari hal kata
‘BUNDA’, gereja dengan sudut pandang Helenis dan Latinisme, sama-sama
menyatakan bahwa Mirian (Maria) adalah BUNDA ALAHA. Ini dalam sudut pandang semitik, tentu saja bertabrakan
dengan pemahaman bahwa Roh Kuduslah SANG BUNDA. Sementara Miriam disebut BUNDA MSHIKHA atau Bunda Maran tepat seperti yang tercatat di dalam
Luk 1:43 Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?
Luk 1: 43 Peshitta ܐܝܡܟܐ ܠܝ ܗܕܐ ܕܐܡܗ ܕܡܪܝ ܬܐܬܐ ܠܘܬܝ
Perhatikanlah frasa ‘Ibu
Tuhan’ di sana, itu bukan ‘Ibu Alaha’ atau ‘Ibu Allah’. Frasa
‘Ibu Tuhan’ sama saja dengan ‘Bunda Tuan’ atau ‘BUNDA MARAN’.
Bunda Tuhan/Tuan dalam
Yunani: metter to Kuriouàini yang tercatat di dalam Luk
1:43.
Bunda Allah dalam Yunani:
metter tou Theos.
Bunda Tuan/Maran dalam Peshitta: imaMaran (ܕܡܪܝ ܕܐܡܗ) àini yang tercatat dalam Luk 1:43
Bunda Allah/Alaha dalam Peshita: imaAlaha.
Jadi kalau kebenaran ini
dilihat baik dari sumber injil Lukas Yunani dan Aramaik Peshitta, keduanya
membenarkan bahwa Miriam adalah Bunda Maran
atau Bunda Mshikha sebenarnya.
Akibat perbedaan sudut
pandang, pebedaan ajaran Miriam ini berkelanjutan. Roma Katolik mengajarkan
bahwa Miriam adalah RATU SORGAWI yang sama-sama memerintah di Sorga[1]. Ini sangat ditentang
dalam kacamata semitik Mshikaye!
Bahkan banyak Gereja Rasuliah lain yang tidak berhaluan semitik juga menolak
seperti Orthodox Coptic. Yang memerintah di Sorga (Ibr: SHAMAYIM) hanyalah Alaha!
Jadi, Tla-Qnumeh (Eng: Triun God), Alaha
yang SATU. Miriam bukanlah pemerintah apapun alasannya. Miriam berkedudukan
yang sama dengan Kadosa lain yang sudah wafat seperti para rasul. Perbedaan
sudut pandang telah menyebabkan adanya jurang perbedaan ajaran, yang berkuasa
dengan politiknya menyingkirkan yang kecil dan menekannya. Yang berkuasa sempat
terlihat benar, namun kebenaran semitik tidak bisa punah oleh waktu. Sekarang
semua tidak bisa ditutupi, suara-suara pengajaran yang benar tidak bisa
dibungkam oleh senjata lagi. Pahamilah kitab suci Nazarene dari kacamata yang benar. Pakailah budaya semitik bukan
Helenis atau Latinisme.
ARTIKEL TERKAIT:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar