Gb Timeline PERJANJIAN
PERJANJIAN ITU KESEPAKATAN
Gambar di atas mencatat bahwa saat Tuhan
mengikatkan diri-Nya kepada seseorang atau suatu bangsa dengan satu perjanjian,
maka di dalam perjanjian tersebut terdapat satu macam Torah
(pengajaran). Di dalam Torah ada Mitzvoth (perintah-perintah) yang
mengikat untuk dilaksanakan supaya perjanjian tersebut bisa terus berlaku. Perjanjian
adalah kesepakatan, ada pihak-pihak yang terikat, ada isi perjanjian, dan
tentunya perjanjian itu bisa saja batal. Pihak lain di luar perjanjian tersebut
sama sekali tidak ada kewajiban untuk memahami apalagi melakukan Torah yang ada
dalam perjanjian tersebut.
Ini seperti cerita pak Budi yang menandatangai
kontrak peminjaman uang dengan bank ABC. Dia mendapatkan hak dana sebanyak Rp 1
Milyar, lalu memiliki kewajiban selama 5 tahun untuk mengembalikan sebanyak Rp
10 juta per bulan. Di dalam perjanjian dengan bank tersebut ada klausul-klausul
yang menguraikan cara pembayaran, bunga tunggakan cicilan, dan lain-lain. Pihak
yang terikat pada perjanjian tersebut hanyalah pak Budi dan Bank ABC. Istri dan
anak-anak pak Budi apalagi tetangganya tidak punya kepentingan dengan isi
perjanjian tersebut. Kalau pak Budi tidak membayar sesuai kewajibannya, maka
tetangganya tidak akan diwajibkan untuk membantu membayar. Saat pak Budi tidak
mentaati isi perjanjian dan tidak mencicil, maka perjanjian ini mengikatnya.
Pihak bank berhak untuk menyita rumah dan isinya. Perjanjian ini terus mengikut
pak Budi sampai dia selesai mencicilkan semua hutangnya.
PERJANJIAN NUH (mengikat semua manusia)
Paska hukuman banjir bandang, hanya 8 manusia yang selamat dari
murka Alaha. Lalu muncullah Perjanjian Nuh atau sering disebut juga dengan
Perjanjian Pelangi.
Kej 9:13 Busur-Ku Kutaruh di awan, supaya itu menjadi
tanda perjanjian antara Aku dan bumi.
Alaha mengikatkan diri dengan Nuh dan semua keturunannya terikat
perjanjian ini secara otomatis. Ada 7 perintah dalam Perjanjian Nuh ini harus
ditaati oleh manusia, antara lain:
1.
Jangan menyangkal Alaha.
2.
Jangan menghujad Alaha.
3.
Jangan membunuh.
4.
Jangan melakukan hubungan seksual terlarang.
5.
Jangan mencuri.
6.
Jangan membunuh hewan hidup (menganiaya binatang).
7.
Bangunlah pengadilan.
Di saat manusia semua berpencar, perintah-perintah dalam
perjanjian ini masuk ke dalam hukum adat manusia. Tidak mengherankan bahwa
tanpa mengenal undang-undang pun suatu suku terpencil pada umumnya tidak akan
membunuh manusia lain. Hukum ada di Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, Papua,
Ambon, atau dimanapun menyerap ke-7 perintah di atas kendati sosok Alaha di
setiap daerah bisa disebut dengan berbagai nama.
PERJANJIAN MOSHA (mengikat ke-12 suku Israel)
Seperti cerita perjanjian pak Budi dan Bank
ABC, demikianlah Perjanjian Sinai. Perjanjian Sinai hanya mengikat 2 pihak
yaitu Tuhan Semesta Alam dengan 12 suku Israel beserta keturunannya. Ini adalah
perjanjian suku atau tribalisme, bukan perjanjian universal yang mengikat semua
manusia. Suku-suku di luar Israel tidak ada sangkut pautnya dengan perjanjian
tersebut, kecuali jika goyim memutuskan menikah dengan mereka atau berkesempatan
untuk berada di tengah mereka sebagai pendatang. Tentu saja, orang luar
harus mengikuti aturan-aturan adat Israel ini.
Perjanjian sinai atau Mosha ini bisa ada akibat
banyak suku bangsa meninggalkan Isi Perjanjian Nuh. Terutama mereka yang tinggal
di daerah Kanaan, mereka membunuh anak-anak mereka sendiri dengan mengorbankan
kepada berhala, lalu malakukan kehidupan sex bebas dengan liar. Ini tidak bisa
dibiarkan Alaha karena kehidupan bumi akan hancur jika diisi oleh keturunan
manusia liar seperti ini[1].
Dia memilih bangsa Israel untuk menjadi PERCONTOHAN bagi bangsa-bangsa lain,
dan juga membunuh suku bangsa di Kanaan yang sudah keterlaluan itu. Untuk
hal tersebut YHWH mengajarkan hukum-hukum-Nya, semua terdapat 613 perintah (Mitzvoth)
yang harus ditaati. Semua perintah tersebut terdapat di dalam Torah Mosha (LAI:
Hukum Taurat).
Perjanjian Sinai mewajibkan keturunan Israel
untuk menyembah hanya YHWH saja, kalau mereka menyembah berhala, maka Tuhan
akan menghukum mereka sesuai isi perjanjian. Dan jika penyembahan kepada
berhala ini diteruskan maka kematianlah yang akan mendatangi mereka. Demikian
faktanya beberapa abad setelah mereka mengikatkan perjanjian dengan Tuhan di
Padang Gurun Sinai, tahun 1500 SM. Di tahun 720 bangsa Israel dibuang ke Ashur,
lalu tahun 586 SM bangsa Yehuda sisanya, dibuang ke Babilon. Perjanjian Sinai
dengan ini TIDAK LAGI BISA DIEMBAN OLEH SUKU-SUKU ISRAEL! Perjanjian Yang
diperbaharui atau Perjanjian Baru bisa muncul itu karena Perjanjian Sinai yang
bermasalah ini[2].
PERJANJIAN BARU (mengikat kembali semua manusia yang mau menerima
Yeshua sbg Mshikha)
Dalam Perjanjian Baru (PB), ada Torah Mshikha
(LAI: Hukum Kristus). Pada tahun 50 Masehi terjadi silang pendapat perihal
Torah Meshikha ini. Ada kelompok Nasrani yang membebankan Torah Sinai kepada
umat percaya goyim (non Yahudi), namun ada yang menolaknya. Sidang konsili
(Kisah pasal 15) dipimpin oleh Maran Mar Yakub HaTzadiq, uskup Yerusalem I dan
Uskup Simon Keipha uskup Antiokia. Hasil konsili penting ini adalah goyim
Nasrani tidak dibebankan untuk melakukan Torah Sinai, Kis15:28. Sementara
Yehudim Nasrani terus melakukan Torah Sinai terbatas hanya karena itu merupakan
tradisi suku saja (Cultural Religion).
Melakukan Torah Sinai bukanlah hal yang bisa
membuat mereka dibenarkan, Rom3:20. Kaum Nasrani yang kalah dalam konsili
tersebut pada akhirnya keluar di abad 2 Masehi, mereka disebut kaum
Ebionit. Jadi semua Gereja Rasuliah tidak ada yang mengajarkan Torah Sinai
kepada jemaat Nasrani sejak abad 1 sampai sekarang. Tindakan mengajarkannya
bisa dikatakan bunuh diri rohaniah, Mar Shaul (Paulus) menuliskannya: “Sebab
jika mereka mengharapkannya dari Torah Musa, menerima bagian yang dijanjikan
Alaha, maka sia-sialah iman dan batallah janji itu” . Bukan hanya para Imam
Tertahbis yang melarang goyim melakukan Torah Sinai (HaTorah), tapi juga para
Rabbi Yahudi melarangnya . Adalah hal yang tidak mungkin jika ada pendeta yang
mengajarkan jemaat goyim-nya untuk membatalkan hasil konsili para uskup/imam
Nasrani abad 1.
[1]
Ul 9:5 Bukan karena jasa-jasamu atau
karena kebenaran hatimu engkau masuk menduduki negeri mereka, tetapi karena kefasikan bangsa-bangsa
itulah, YHWH (Maryah), Alahamu, menghalau mereka dari hadapanmu, dan supaya YHWH
menepati janji yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, yakni
Abraham, Ishak dan Yakub. | baca juga Im 20: 1-23.
[2]
Yer 31:31 Sesungguhnya, akan datang
waktunya, demikianlah firman YHWH, Aku akan mengadakan perjanjian baru dengan
kaum Israel dan kaum Yehuda,
ARTIKEL TERKAIT:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar