Senin, 21 Maret 2016

SUJUD DI ALTAR (MEZBAH) NYA

Ada banyak lagu rohani tentang ‘ALTAR’ atau ‘MEZBAH’ seperti ini salah satu contohnnya:

SUJUD DIATAR-NYA[1] Bila hati terasa berat Tak seorang pun mengerti bebankuKutanya Yesus apa yang harus ku perbuat Dia berfirman mari datanglah Dia selalu pedulikan aku Ku datang Yesus Dia pikul s’gala bebanku
(Reff) :Sujud dialtarNya ku bawa hidupkuKu trima anugrahNya Dia ampuniku dan bebaskanku Dia ubah hidupku baharui hatiku Sesuatu terjadi saat datang di altar Nya 
Sayangnya, kata-kata ‘Sujud di altar-Nya’ itu hanya kata-kata tanpa makna, atau kosong. Hanya kata tanpa tindakan nyata. Tidak ada altar atau mezbah yang sengaja di buat di dalam ruang doa sebagaimana diajarkan turun-temurun di dalam komunitas Jemaat Perdana. Lagu pujian di atas atau lainnya sangatlah indah, dan jika benar-benar dilakukan maka itulah tradisi kaum Nazarene yang bagus dilestarikan sebenarnya.

Untuk membuat sebuah Mezbah, tidaklah sulit. Sebelum membuat harus tahu kenapa dibuat? Apa tujuannya? Apa artinya? Mari simak ajaran turun-temurun berikut:
Mezbah adalah replika dari Bait Suci Yerusalem! Maran Yeshua sudah menubuatkan bahwa ada waktunya manusia tidak lagi akan beribadah di Yerusalem, tapi bisa disegala tempat.

Yoh 4: 21 Kata Yeshua kepadanya: "Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem. 22 Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi. 23 Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. 24 Alaha itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran."

Dulu, mana boleh orang mengaku dosa dan menyembelih domba di luar Yerusalem? Tidak bisa, harus di Yerusalem! Mana boleh mengaku dosa di luar dinding Bait Suci? Tidak boleh juga! Harus di dalam Bait Suci, di sanalah semua Jemaah Israel bisa bertemu dengan para imam Lewi yang sudah ditahbiskan untuk masuk ke dalam ritual pengampunan dosa. Kurban harus dipotong di dalam Bait, tidak boleh di luar! Semua harus datang ke Yerusalem, kendati jauh kediaman Jemaah, ini adalah keharusan! 

Yeshua meneguhkan nubuatan-Nya di dalam Yoh 4 di atas dengan nubuatan yang baru, bahwa Bait Suci Yerusalem akan hancur di sekitar tahun 28 Masehi, tercatat di ayat-ayat ini:

Mat 26:61 (LAI) yang mengatakan: "Orang ini berkata: Aku dapat merubuhkan Bait Alaha dan membangunnya kembali dalam tiga hari."Mat 27:40 (LAI) mereka berkata: "Hai Engkau yang mau merubuhkan Bait Suci dan mau membangunnya kembali dalam tiga hari, selamatkanlah diri-Mu jikalau Engkau Anak Alaha, turunlah dari salib itu!"

Lalu apa artinya arah TIMUR itu bagi Jemaat Perdana? Apa hubungannya dengan ALTAR? Jawabnya: di setiap rumah jemaat bisa dibangun Altar yang menghadap ke barat, menghadap ke jemaat. Saat jemaat duduk tersungkur, jemaat menghadap ke Altar dan sekalian menghadap ke TIMUR untuk menantikan datangnya Sang Raja. Altar itu persegi 4, bukan bulat karena memang mewakili 4 huruf YOD HE WAW HE (YHWH, dibaca; Maryah). Semua sumber pengajaran awal bersumber dari Bait Suci, dari Altar, dari YHWH. Dan di dalam Bait Suci itu ada pemotongan kurban hewan, sehingga di atas Mezbah juga ada ROTI DAN ANGGUR yang telah dikonsekrasi oleh para Imam tertahbis atau para uskup pemimpin jemaat perdana. 

Jadi, kalau mau menaikan pujian dan berdoa, jemaat perdana memang benar-benar membuat MEZBAH menghadap baribadat menghadap ke TIMUR di rumah-masing. Mezbah bisa dibangun di mana-mana karena Tuhan bisa disembah dalam Roh dan Kebenaran (Yoh 4:23). Roti dan Anggur adalah kehadiran Maran Yeshua sendiri di tengah-tengah rumah jemaat-Nya. 

Kalau saudara, belum menjadi jemaat Gereja Rasuliah, pewaris ajaran Nazarane awal, saudara juga dipersilahkan untuk mulai membuat MEZBAH SEDERHANA ini di rumah masing-masing. Kendati arahnya tidak tepat menghadap TIMUR, itu tdk mengapa, dibuat saja dahulu dan mulailah beribadah sesuai ajaran awal. Semua bisa bertahap. Jangan hanya berkata-kata ada mezbah padahal tidak ada, itu berimajinasi saja namanya. Selamat melestarikan ajaran awal ini.



[1] Ir. Djohan H, Sujud di Altar-Nya


ARTIKEL TERKAIT:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar